SUKABUMIUPDATE.com - Xiaomi, sebuah perusahaan raksasa produsen smartphone dan gadget memutuskan terjun ke industri mobil listrik dengan investasi 10 miliar USD atau sekira Rp 145,7 triliun. Kabar yang beredar di Hong Kong menyebutkan, Xiaomi akan bermitra dengan Great Wall Motors dalam proyek ini.
Keterangan resmi Xiaomi menyebutkan, perusahaan telah membentuk unit baru yang fokus pada bisnis kendaraan listrik pintar. Unit baru ini dipimpin miliarder Lei Jun dengan investasi di tahun pertama sebesar 10 miliar Yuan atau sekira Rp 22,1 triliun.
Xiaomi adalah salah satu produsen smartphone terbesar di dunia yang juga memproduksi berbagai gadget seperti kamera, keamanan rumah, alat cukur listrik, sikat gigi, bola lampu, jam tangan hingga skuter. Yang pasti, Xiaomi memproduksi apa saja yang sedang laku di pasaran.
Baca Juga :
Belum ada penjelasan mendetail tentang alasan dan strategi Xiaomi memasuki industri otomotif yang visioner ini. Xiomi juga belum memberi penjelasan apakah mereka akan fokus pada manufaktur, perangkat lunak, pemasok atau ketiganya.
Dikutip dari Gizmochina, Xiaomi berencana akan bermitra dengan Great Wall Motors untuk memproduksi mobil listrik dengan merk sendiri. Xiaomi akan membidik pasar menengah ke atas dengan harga jual lebih murah dari produk mobil listrik lainnya.
Jika serius memasuki industri mobil listrik, Xiaomi akan bersaing dengan sejumlah nama besar yang juga sedang memulai produksi mobil listrik dengan skala besar. Sebut saja Tesla, Volkswagen dan General Motors, sedangkan di Asia ada Hyundai dan KIA yang siap menjadi pesaing pasar mobil listrik di dunia.
Bahkan menurut kabar, salah satu raksasa teknologi dari Silicon Valley yakni Apple, sedang mempersiapkan juga Apple Car dalam beberapa tahun ke depan.
Kekinian, banyak perusahaan teknologi lain juga yang mulai menjalin kemitraan dengan para perusahaan pembuat mobil, dengan harapan mereka dapat memanfaatkan potensi pasar aplikasi perangkat lunak seperti autonomous driving yang diimplementasikan di sebuah kendaraan.
Baca Juga :
Dan Ives, analis di Wedbush Securities mengatakan, transformasi mobil konvensional menuju kendaraan listrik baru saja dimulai.
"Industri kini berada di titik puncak peluang pasar mobil listrik hingga mencapai 5 triliun USD atau sekira Rp 72.851 triliun pada satu dekade ke depan," kata Ives.