SUKABUMIUPDATE.com – Jaman boleh berjuluk serba digital tapi bagi warga empat desa Kecamatan Curugkembar Kabupaten Sukabumi sinyal handphone adalah barang langkah sulit dicari. Bayangkan untuk hanya untuk mendapatkan satu tiang sinyal hanphone(internet versi edge) mereka harus naik bukit atau dataran tinggi yang jaraknya dari pemukiman hingga dua kilometer, itupun hanya dari satu provider dengan kekuatan tangkapan sinyal paling rendah (satu tiang).
Kondisi ini diungkapkan salah seorang warga Desa Sindangraja Kecamatan Curugkembar, Sesep Suhardi (29 ahun) kepada sukabumiupdate.com, Senin (4/11/2019). “Selain Sindangraja, susah sinyal hp juga dirasakan warga Desa Bojongtugu, Puncak Manis, dan Desa Mekartangung,” ungkap pria yang berprofesi sebagai guru di SMPN 4 Curugkembar ini lebih jauh.
Untuk mendapatkan sinyal hanphone versi edge, Ia mengaku harus naik ke dataran tinggi yang berjarak dua kilometer dari pemukiman terdekat. Itupun hanya dapat sinyal dengan kekuatan paling rendah (satu tiang) dari provider telkomsel yang dipancarkan dari Kecamatan Kadupandak Kabupaten Cianjur.
BACA JUGA: Sulit Sinyal, Kades Sirnarasa Kabupaten Sukabumi: Kalau Mau Komunikasi Harus ke Kebun
“Selama bertahun-tahun kami disini sulit mengakses data dan informasi dari handphone, harus naik bukit dan gunung itupun harus cuaca bagus, kalau hujan ya hilang sinyalnya. Dan ini sangat menganggu semua aktivitas pekerjaan karena saat inikan banyak yang harus berbasis digital seperti dunia pendidikan,” lanjut Sesep.
Dia menjelaskan untuk memasukan data pendidikan sesuai keinginan pemerintah, para operator harus menuju Kecamatan Sagaranten, yang jaraknya mencapai 35 kilometer. “Disanakan ada kantor cabang telkom jadi kami guru dan operator pendidikan harus bermotor jauh, begadang hanya untuk memasukan data pokok peserta didik, pendidik serta laporan lainnya yang harus berbasis online.”
BACA JUGA: Tips Teknologi: Cara Perkuat Sinyal Ponsel
Sesep menghitung ada puluhan sekolah di empat desa yang selama ini kesulitan mengakses data digital. Hal yang sama juga dirasakan oleh aparatur kantor pemerintahan. “Bisa dibayangkan untuk keadaan darurat seperti ambulans orang sakit, persalinan hingga pemadam kebakaran kita sulit berkomunikasi melalui handphone.
Ia berharap pemerintah mendengar aspirasi ini, karena data digital saat ini sangat dibutuhkan oleh warga empat desa, swasta hingga dan sektor pelayanan publik. Selama ini warga empat desa inipun harus memiliki peralatan parabola untuk mengases siaran televisi.
“Setahu saya memang tidak ada tower BTS (base transmisi seluler) di empat desa ini. Saya mohon pemerintah fokus memberikan akses pelayanan digital bagi kami, selain infrasruktur seperti jalan yang rusak berat hingga makin membuat warga merasa terisolir,” pungkasnya.