SUKABUMIUPDATE.com - PKL atau pedagang kaki lima yang menjual makanan memang tidak termasuk sektor usaha yang harus tutup sementara selama PPKM darurat diberlakukan. Namun penutupan pusat perbelanjaan dan pertokoan langsung membuat rontok penghasilan mereka, seperti diungkapkan sejumlah PKL di Kota Sukabumi.
Para PKL makanan dan bahan makanan di sekitar Pasar Pelita Kota Sukabumi mengakui jika Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat sejak 3 Juli 2021 langsung berdampak pada usahanya.
Pedagang gorengan bernama Arif misalnya, merasakan penurunan penghasilan yang sangat signifikan. "Orang-orang kan enggak pada keluar, walaupun keluar belanja kebutuhan pokok terus pulang lagi, jadi agak sepi. Penghasilan menurun drastis," ungkap Arif kepada sukabumiupdate.com, Senin (5/7/2021).
Arif juga menyampaikan, jika biasanya mendapatkan penghasilan sekitar Rp 300 ribu, tetapi saat ini menurun menjadi Rp 50 hingga Rp 100 ribu per hari. Hal tersebut tidak hanya dirasakan oleh Arif saja, tetapi juga oleh beberapa pedagang lain yang mengalami kondisi serupa.
Baca Juga :
Wahyu, pedagang roti bakar mengatakan jika pendapatan hariannya berkurang banyak. "Biasanya per hari dapat 140 ribu, kalau sekarang cuma 80 ribu," ucap Wahyu.
Namun, baik Wahyu maupun pedagang lain menegaskan mereka menghormati kebijakan pemerintah soal PPKM darurat ini. Pedagang berharap kepada pemerintah agar bisa memperhatikan mereka, karena PPKM ini masih akan berlangsung hingga 20 Juli 2021.
PPKM Darurat di Kota Sukabumi memang menutup semua pusat perbelanjaan non bahan pokok dan obat serta keperluan medis. Pertokoan ditutup termasuk mall. (PKL/Nisa)