SUKABUMIUPDATE.com - Saham GOTO, merupakan saham gabungan dari Gojek dan Tokopedia terus mengalami penurunan di bursa saham sejak pekan kedua april 2022.
Karena terus mengalami penurunan, akhirnya pihak manajemen dari GOTO angkat bicara. Sebelumnya saham GOTO juga dilabeli sebagai unusual market activity (UMA) dari BEI.
Pengumuman bahwa apa yang terjadi pada GOTO di luar kebiasaan atau UMA tersebut dirilis BEI pada Jumat pekan lalu.
Melansir dari suara.com, harga saham GOTO sempat terlempar dan ditutup dengan Rp 194 per unit. Dengan harga ini, berarti nilai kapitalisasi pasar GOTO sudah ambles 42,6 persen dari saat penawaran umum (IPO). Pasalnya saat IPO harga yang ditawarkan adalah Rp 338 per unit.
Terkait penyebab saham GOTO turun terus ini, sejumlah pakar menyebutkan hal ini turut dipengaruhi oleh saham perusahaan teknologi global yang juga tertekan dan turun.
Saat ini saham-saham perusahaan teknologi di Amerika Serikat juga mengalami penurunan yang sangat drastis atau downtrend di Wall Street Journal sehingga hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Akan cukup sulit memperkirakan kapan kondisi ini akan berangsur-angsur normal.
Kondisi ini berkebalikan dengan prediksi yang dikeluarkan sejumlah pakar saat GOTO pertama kali melantai. Entitas perusahaan GOTO gabungan dari Gojek dan Tokopedia memulai listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Senin 11 April 2022.
Prospek GoTo dinilai cerah karena IHSG hari ini dibuka dengan melejit 2 persen. Prospek cerah GoTo terlihat dari sahamnya yang naik 18 persen ke level Rp 400.
GoTo melepas 46,7 miliar saham seri a yang keseluruhannya merupakan saham baru yang dikeluarkan portepel emiten. Jumlahnya mewakili 3,43 persen dari modal ditempatkan dan disetor emiten setelah Penawaran Umum Perdana Saham seharga Rp 338 per saham.
GoTo juga berpeluang mengantongi dana segar hasil IPO sebesar Rp 13,7 triliun. Adapun kapitalisasi pasar GoTo diperkirakan mencapai Rp400,3 triliun.
Sama halnya dengan IPO Bukalapak (BUKA), IPO GoTo juga memperoleh sambutan dari para investor. Sejauh ini IPO GoTo menjadi yang terbesar di Asia Tenggara meskipun ekonomi sedang berada di masa pemulihan akibat pandemi Covid-19.