SUKABUMIUPDATE.com – Sukabumi tidak hentinya menciptakan karya terbaik bagi Indonesia. Trimatra Studio adalah startup asli dari Sukabumi yang didirikan oleh dua anak muda yakni Aldi Rusdi dan Ardi Rudini.
Trimatra Studio merupakan developer game untuk platform Android dan iOS. Startup ini pertama kali didirikan pada awal tahun 2018.
Sejak pendiriannya hingga saat ini, Trimatra Studio sudah menciptakan sekira 25 game berbasis Android dan iOS. Hebatnya lagi, Trimatra Studio berhasil menjalin kerja sama dengan publisher asal Prancis, VOODOO.
“Pada awalnya kami sempat bekerja sama dengan publisher lokal. Kemudian, kami mencoba mengirim email kerja sama kepada VOODOO. Mereka merespon dengan baik dan bersedia bekerja sama dengan kami,” kata Ardi melalui sambungan telepon.
“Kami sudah bekerja sama dengan VOODOO 1 tahun terakhir,” tambahnya.
Ardi selaku salah satu pendiri Trimatra Studio mengatakan bahwa startupnya juga mendapatkan ajakan kerja sama dari publisher internasional lain. Namun, ia mengatakan bahwa akan fokus terlebih dahulu dengan publisher asal Prancis tersebut.
Baca Juga :
Trimatra Studio saat ini fokus mengembangkan game hypercasual (super santai, red) dalam format 2D dan 3D. Untuk compiler gamenya sendiri, Trimatra Studio menggunakan game engine Unity. Sedangkan untuk pembuatan assetnya menggunakan Blender dan Photoshop.
“Karena game kami ini hypercasual, maka pembuatannya tergolong cepat kurang lebih 2 minggu dari nol sampai publishing,” ujar Ardi.
“Pembuatan game ini meliputi proses brainstorming, penemuan ide, prototyping dan finishing, serta penanganan bug,” tambahnya.
Selain membuat game, Trimatra Studio juga merambah ke cabang lain seperti animasi, software development dan web development. Hal ini tidak lepas dari makna nama Trimatra sendiri.
“Nama Trimatra sendiri diambil dari sebuah kata pada saat saya ujian seni budaya. Trimatra memiliki makna 3D, kami ingin startup kami bisa merambah ke berbagai bidang IT,” kata Ardi.
Ardi juga menjelaskan bahwa ia belajar membuat game sejak duduk di bangku SMA secara otodidak melalui internet.
Bermula ketika ia dan saudaranya bermain game Minecraft, mereka berdua melakukan coding untuk cheating pada game tersebut. Setelah itu, mereka pun berniat untuk membuat game sendiri.
Kemudian, ia bersama Aldi, mengikuti lomba pembuatan game di tingkat provinsi. Mereka membuat game 2D bertema gamelan dan berhasil menjadi juara dengan hadiah laptop.
Laptop tersebut kemudian ia dan Aldi gunakan untuk mengembangkan game. Meski memiliki spesifikasi yang standar, mereka tetap bersabar dalam mengembangkan game.
Hasilnya game buatan mereka diterima oleh publisher internasional dan kini mereka memiliki laptop berspesifikasi tinggi hasil dari game buatannya.
“Untuk teman-teman yang ingin berkecimpung di bidang game development, laptop ‘kentang’ bukanlah halangan, namun diperlukan kesabaran. Jika teman-teman konsisten, maka bukan tidak mungkin game yang dibuat bisa digunakan untuk menghasilkan uang dan membeli laptop berspesifikasi tinggi,” kata Ardi.
Hingga saat ini, Trimatra Studio memiliki tujuh orang anggota termasuk Ardi dan Aldi, lima orang tambahan adalah teman kuliah Ardi dan Aldi.
Ardi pun disinggung mengenai potensi anak muda di Sukabumi. Ia pun menjelaskan bahwa banyak potensi yang dimiliki anak muda Sukabumi.
“Jika kami terus berkembang dan menjadi developer besar, tidak menutup kemungkinan kami merekrut anak muda dari Sukabumi,” kata Ardi.
“Kami juga rencananya akan membuat kelas belajar pembuatan game secara online melalui discord, nanti teman-teman anak muda Sukabumi yang berminat bisa bergabung secara gratis,” tambah Ardi.
Tentunya kisah Ardi dan Aldi bisa menjadi inspirasi bagi anak muda di Sukabumi. Apabila kita ingin menggapai suatu cita-cita atau tujuan, segala rintangan dan keterbatasan harus dilalui dengan kesabaran dan kecerdikan.