SUKABUMIUPDATE.com - Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat H.A Sopyan BHM mengatakan berdasarkan data, persentase sanitasi layak di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2020 sebesar 79,05 persen.
Hal tersebut menurutnya menunjukkan masyarakat di Kabupaten Sukabumi belum seluruhnya tercakup oleh pelayanan sanitasi layak. Sehingga perlu upaya ekstra bersama agar segera memenuhi cakupan layanan 100 persen. "Karena sanitasi ini berkaitan dengan derajat kesehatan masyarakat," kata H.A Sopyan kepada sukabumiupdate.com, Jumat (30/7/2021).
Sanitasi, lanjut H.A Sopyan merupakan usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. "Ruang lingkupnya adalah lingkungan fisik masyarakat, yaitu tanah, air, dan udara," imbuhnya.
Untuk segera mencapai cakupan 100 persen sanitasi, ia menyarankan agar mengoptimalkan kolaborasi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, terutama dengan pemerintah desa, program sektoral dari kementerian dan swasta.
Baca Juga :
"Di tengah keterbatasan anggaran dan fokus penanganan COVID-19, saya kira jalan tengahnya adalah optimalisasi kolaborasi dengan ketiga sumber tersebut," ujarnya.
Namun meski sanitasi ruang lingkupnya adalah lingkungan fisik manusia, ia melihat akar permasalahan belum 100 persennya cakupan sanitasi juga perlu adanya peningkatan komitmen masyarakat.
"Komitmen masyarakat itukan goal akhirnya, namun komitmen itu berproses dari mulai pengetahuan, kesadaran dan perubahan perilaku dulu," kata H.A Sopyan
"Jadi kita tidak bisa berharap komitmen masyarakat tinggi kalau pengetahuan, kesadaran dan perubahan perilakunya tidak dibangun secara sistematis. Jadi mari mulai dengan merubah pengetahuan, membangun kesadaran dan perubahan perilaku dengan contoh atau role model yang ada di masyarakat sendiri," imbuh mantan anggota DPRD Kabupaten Sukabumi ini.
Politisi asal Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi ini meyakini masyarakat Kabupaten Sukabumi memiliki modal sosial yang masih kuat, sehingga upaya kolaborasi apapun jika mampu mengkomunikasikannya akan disambut antusias.
"Sebagai warga desa, lahir di kampung, saya percaya masyarakat kita saat ini masih menjunjung tinggi nilai-nilai kerukunan, solidaritas sosial, gotong royong, dan swadaya, kuncinya di komunikasi terutama kepada pemimpin-pemimpin informal di masyarakat," tandasnya.