SUKABUMIUPDATE.com - Polisi selidiki pengakuan SZ alias Siti Zainah (25 tahun), ibu muda asal Cidaun, Cianjur, Jawa Barat yang hamil hamil 1 jam kemudian melahirkan. Polisi menilai pengakuan ibu muda yang berstatus janda itu viral dan menjadi polemik.
Polisi yang selidiki kehebohan ini adalah Polisi Sektor Cidaun. Janda Cianjur itu ada di Kampung Gabungan RT 2/2 Desa Sukapura, Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur, Jumat (12/2/2021) lalu.
"Supaya tidak menjadi polemik di masyarakat, kami akan lakukan pendalaman untuk menyelidiki adanya perempuan yang melahirkan tanpa proses hamil," terang Kapolsek Cidaun AKP Sumardi pada wartawan, Minggu (14/2/2021), seperti dikutip dari Suara.com.
Sumardi menjelaskan, pada saat mendapat laporan dari warga mengenai kejadian tidak masuk akal tersebut, ternyata langsung menyebar cepat di masyarakat, termasuk rekan-rekan media.
"Setelah itu, saya bersama Danramil, Camat dan Kepala Puskesmas langsung ke rumah janda tersebut, memang ada bayi yang baru dilahirkan," ujarnya.
Baca Juga :
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kehebohan terjadi dalam dua hari terakhir ini yang menyebutkan adanya seorang ibu muda mengaku tidak dalam kondisi hamil tiba-tiba hamil, lalu sejam kemudian melahirkan di Puskesmas Cidaun.
Siti Zainah yang merupakan seorang janda beranak satu berparas cantik ini menceritakan kejadian yang memimpa dirinya, keanehan ini dialami pada Rabu (10/2/2021) sekitar pukul 12.45 WIB.
Siti lagi bersantai dengan tengkurap di ruang tengah rumahnya, tiba-tiba merasakan ada semacam angin masuk melalui alat kelaminnya. Selama sekitar 15 menit merasakan perutnya sakit, lalu perutnya membesar layaknya sedang mengandung.
"Sesudah salat Zuhur, saya lagi tiduran dengan posisi telungkup, tiba-tiba merasakan ada angin masuk melalui vagina," terang Siti pada wartawan saat dihubungi melalui telepon Camat Cidaun, Jumat (12/2/2021).
Penjelasan ilmiah
Secara penjelasan ilmiah, janda Cianjur hamil tanpa hubungan seks, bisa saja terjadi. Dilansir dari Healthline hal itu mungkin saja terjadi. Meskipun kecil kemungkinannya, aktivitas apa pun yang memasukkan sperma ke area vagina memungkinkan kehamilan tanpa penetrasi.
Dalam kasus Siti Zainah masih belum jelas apakah ia melakukan aktivitas lain yang memungkinkan masuknya sperma.
Tapi, untuk memahami caranya, mari pertimbangkan bagaimana kehamilan biasanya terjadi. Prosesnya biasanya cukup mudah.
Agar kehamilan dapat terjadi, satu sperma (dari ejakulasi pria) harus bertemu dengan satu telur (di dalam saluran tuba perempuan.
Setelah sel telur dibuahi, ia harus berjalan dan ditanamkan ke dalam lapisan rahim. Melakukan hubungan seks penis-dalam-vagina membantu mengantarkan ejakulasi yang paling dekat dengan serviks sehingga jutaan sperma dapat melakukan perjalanan menuju pembuahan.
Telur tidak dapat dibuahi sampai dilepaskan dari ovarium. Ini biasanya terjadi sebulan sekali - sekitar 14 hari sebelum periode menstruasi berikutnya - selama ovulasi.
Sekitar waktu ovulasi, lendir serviks perempuan menipis dan menjadi lebih putih seperti telur sehingga memungkinkan sperma berenang lebih bebas.
Teksturnya mirip dengan sekresi yang dihasilkan selama gairah. Cairan ini mengalir ke seluruh saluran vagina dan masuk ke lubang vagina.
Aktivitas seksual apa pun yang memasukkan sperma ke dalam - atau di sekitar - vagina dapat menyebabkan sperma menuju ke sel telur.
Bahkan sebelum seorang pria mengalami ejakulasi penuh, ia dapat menghasilkan sperma dalam cairan pra-ejakulasi (pra-datang).
Sebagai gambaran, satu mililiter ejakulasi mengandung antara 15 hingga 200 juta sperma. Dan sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa 16,7 persen pria memiliki sperma aktif sebelum ejakulasi mereka juga.
Jumlah spesifik bervariasi per ejakulasi dan individ dan untuk hamil, hanya dibutuhkan satu.
Jika ejakulasi atau pra-ejakulasi bersentuhan dengan area vagina, meski kemungkinannya kecil, hal itu bisa terjadi kehamilan. Ingatlah bahwa cairan ini dapat ditransfer ke area tersebut melalui mainan, jari, dan mulut bukan hanya penis.
Lalu, apakah 'kehamilan perawan' benar-benar terjadi?
Peneliti telah mempelajari fenomena yang disebut "kehamilan perawan" untuk memahami mengapa hal itu akan dilaporkan. Dalam survei terhadap 7.870 perempuan hamil, mereka menemukan bahwa 0,8 persen perempuan(total 45) melaporkan hamil tanpa melakukan hubungan seks vaginal.
Studi seperti ini memiliki keterbatasan, karena melibatkan pelaporan diri. Para peneliti mencatat berbagai ekspektasi budaya dan agama dalam campuran (seperti janji kesucian dan kurangnya pendidikan seksual), serta berbagai definisi tentang apa arti "seks".
Dengan demikian, angka-angka ini tidak mewakili gambaran sebenarnya tentang frekuensi pembuahan tanpa penetrasi.
Terlepas dari itu, sebagian dari perempuan ini mungkin telah mendefinisikan "seks" sebagai ketika terjadi penetrasi penis-dalam-vagina. Jadi, jika para perawan dalam penelitian ini melakukan kontak seksual lain, mungkin saja sperma berhasil naik ke saluran vagina dari tindakan lain.
Sumber: Suara.com