SUKABUMIUPDATE.com – Teknologi kultur jaringan (kuljar) menjadi salah satu yang ingin dikembangkan dalam Raperda Perkebunan yang saat ini tengah digodok Pansus VIII DPRD bersama Pemprov Jabar. Kuljar memiliki kemampuan menggali Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor perkebunan dengan keunggulan rekayasa genetik yang diciptakan.
Untuk mencari tahu urusan kuljar, Pansus VIII DPRD Jabar mengunjungi Laboraturium Balai Benih Tanaman Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunanan Provinsi Jawa Tengah, Rabu (21/10/2020). Dalam kunjungannya Pansus VIII melihat secara langsung proses teknik budidaya kultur jaringan yang diterapkan pada beberapa jenis tanaman diantaranya tebu, kelapa kopyor, tembakau, dan kopi.
Teknik budidaya tersebut mampu menghasilkan tanaman bernilai ekonomis karena memilihi keunggulan bebas virus, steril dan tidak tergantung pada musim. Jateng menyediakan bank bibit yang bisa diakses oleh siapapun sebagai salah satu unit pengumpul PAD.
Ini yang membuat pansus VIII DPRD berkeinginan mendorong pemprov Jabar menyediakan bank bibit yang mampu diakses secara mudah, baik dari sisi harga dan keberadaannya oleh para petani dan perkebunan di Jawa Barat.
BACA JUGA: Pansus VIII DPRD Jabar Rancang Revisi Perda 8 Tahun 2013, Lina: Jaga Hasil Perkebunan
Anggota pansus VIII dari Komisi II DPRD Jabar, Lina Ruslinawati menjelaskan bahwa selama ini Jabar sudah mengembangkan kuljar tersebut dengan komoditas terbatas. “Kalau di Jateng sudah 8 komoditas, di Jabar baru empat komoditas yang dikembangkan dengan teknologi kuljar, yaitu anggrek, pisang, chrisantimum dan padi. Baru sebatas itu,” jelasnya kepada sukabumiupdate.com, Kamis (22/10/2020).
Menurut Lina, keunggulan kuljar bisa memperbanyak tanaman seberapapun yang kita mau. “Setau saya efektif untuk tanaman yang berkayu kembek, tapi untuk kopi kayaknya kurang efektif karena kualitas kopi dan daya tahan pohon kopinya jadi rendah. Kopi lebih bagus generatif atau pegetative,” sambungnya.
Untuk empat komoditas kuljar yang dikembangkan di Jawa Barat, lanjut Lina juga sudah menyumbang PAD bagi pemerintah daerah. “Tahun 2013 kita di komisi 2 DPRD Jabar bantu mendorong melengkapi laboratorium kuljar di Jawa Barat,” tegasnya.
Dalam kunjungan ke Jateng tersebut menurut Lina, pansus VIII harus mendorong teknologi kuljar menjadi salah satu alat untuk mengembangkan komoditas unggulan perkebunan di Jawa Barat. “
Harus kita kembangkan lagi dari 4 komoditas menjadi lebih banyak sehingga petani dapat mengakses bibit unggul dengan lebih mudah,” pungkasnya.