SUKABUMIUPDATE.com - Meningkatnya jumlah warga negara Indonesia yang terinfeksi virus Corona atau Covid-19 menimbulkan kekhawatiran banyak pihak. Sampai Senin (16/3/2020) tercatat sebanyak 117 orang terinfeksi, lima orang meninggal dunia dan delapan orang dinyatakan telah sembuh dari virus yang berasal dari Kota Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) ini.
Dengan penyebarannya yang terbilang cepat, banyak kalangan yang mendesak pemerintah Indonesia memberlakukan lockdown, seperti yang diberlakukan di negara-negara yang telah pandemi Corona. Hal itu dilakukan guna mengurangi penyebaran kasus Covid-19.
BACA JUGA: Belitung Lakukan Lockdown untuk Cegah Penyebaran Corona
Namun, menurut anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat, H.A Sopyan, BHM, pemerintah dan pemerintah daerah sebaiknya mempertimbangkan dan mempersiapkan dengan matang jika terpaksa harus mengambil keputusan lockdown.
"Mau lockdown secara nasional maupun lockdown untuk wilayah Jawa Barat saja, menurut saya sangat beresiko kepada masyarakat kecil," kata H.A Sopyan.
BACA JUGA: Enggan Terapkan Opsi Lockdown, Yurianto Sebut Indonesia Negara Merdeka
Jika berkaca kepada negara-negara yang sudah menerapkan lockdown di beberapa kotanya yang pandemi Covid-19, maka resiko utamanya menurut H.A Sopyan akan terjadi kesulitan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, terutama untuk para petani, buruh tani, nelayan dan pelaku Usaha Kecil Mikro (UKM).
Karena umumnya, lanjut dia, keempat kelompok masyarakat tersebut, saat ini tidak memiliki stok pangan yang cukup. Sehingga, mereka harus tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan pokoknya meski dengan resiko terinfeksi Corona. "Pertumbuhan ekonomi kita hanya 5,02 persen selama tahun 2019 bahkan tahun ini kemungkinan akan terkoreksi, dampaknya kepada masyarakat bawah sangat terasa," kata H.A Sopyan kepada sukabumiupdate.com, Senin (16/3/2020).
BACA JUGA: Muncul Desakan Lockdown di Indonesia untuk Antisipasi Corona
H.A Sopyan memberi contoh para petani dan buruh tani di daerah pemilihannya yang ditemui saat reses kemarin. Para petani tersebut, saat ini baru memasuki musim tanam pada bulan lalu. Sedangkan nelayan dan pelaku UKM harus bekerja tiap hari untuk memenuhi kebutuhan primernya.
"Bagaimana jadinya kalau aktivitas sosial-ekonomi dibatasi, pasti sangat berpengaruh kepada produksi dan tata niaga pertanian, nelayan dan UKM kita. Bisa-bisa moal nyangu petani, nelayan jeung UKM mah (bisa-bisa mereka tidak makan)," kata anggota DPRD dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat Lima, meliputi Kota dan Kabupaten Sukabumi ini.
BACA JUGA: Update Peta Sebaran Corona: PDP di Kabupaten Sukabumi Jadi 3 Orang
Karena itu, ia meminta pemerintah pusat dan provinsi Jawa Barat untuk meningkatkan koordinasinya dalam melawan Covid-19, dan menempatkan lockdown sebagai opsi paling akhir. Mantan anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dua periode ini juga menyarankan adanya penguatan pengelolaan dan penyebaran informasi tentang Covid-19 terhadap masyarakat.
Sebab menurutnya, saat ini informasi mengenai Covid-19 yang secara resmi dikeluarkan oleh pemerintah belum masif dan masih kalah kuantitas serta kualitasnya dibandingkan informasi yang beredar, sehingga banyak informasi yang tidak relevan bahkan hoax tentang Corona beredar dan diyakini kebenarannya oleh masyarakat.
BACA JUGA: Perawat Suspect Corona Asal Bekasi Meninggal Dunia
"Kenapa belum ada SMS masal dari kementerian tertentu untuk edukasi masyarakat?. Yang saya tahu media-media mainstream lokal di Sukabumi saja perlu effort ekstra untuk mendapatkan penjelasan dari otoritas yang berwenang menangani Covid-19." jelasnya.
Terkait kebijakan Pemerintah Kota dan Kabupaten Sukabumi yang memindahkan proses belajar anak-anak sekolah ke rumah per tanggal 16 Maret 2020 ini, sebagai tindak lanjut dari kebijakan Gubernur Jawa Barat. Politisi Partai Gerindra ini menyebut kebijakan ini sangat baik sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dikalangan anak-anak dan pelajar.
BACA JUGA: Antisipasi Corona, Periksa Suhu Tubuh jadi Wajib Sebelum Masuk ke Mako Polres Sukabumi
Namun sebaiknya menurut dia, diikuti oleh beberapa kebijakan lainnya. Diantaranya memberlakukan cek kesehatan dan penerapan PHBS di sektor-sektor padat karya seperti pabrik, menutup semua tempat yang dikelola Pemkot dan Pemda Sukabumi seperti GOR, melakukan pembersihan tempat umum dengan disinfektan dan pembatasan kegiatan-kegiatan yang melibatkan orang banyak.
"Ini pilihan tindakan yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah Kota dan Kabupaten Sukabumi. Karena menurut saya waspada dan berupaya sekuat tenaga melawan Corona wajib kita lakukan bersama. Dan setelah kita maksimal berusaha, mari kita berserah diri dan kembalikan segalanya ke sang pencipta Allah SWT," imbuhnya.
BACA JUGA: Wabah Virus Corona, Masjid Kuwait Ubah Azan agar Salat di Rumah
"Saya juga sangat mengapresiasi seluruh tenaga medis yang selama ini tak kenal lelah bekerja menyembuhkan para pasien positif Corona. Dan saya mengajak kepada semua pihak, untuk bersama-sama, bergandengan tangan melawan pandemi Corona sesuai kapasitas masing-masing," tandasnya.