SUKABUMIUPDATE.com – Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat, Lina Ruslinawati lebih memilih penguatan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) Jabar Agro dibandingkan harus merancang Pusat Distribusi yang saat ini rancangan peraturan daerah (Raperda) tengah digodok. Politisi Partai Gerindra ini menilai Agro Jabar bisa dioptimalkan fungsinya sebagai pusat distribusi sesuai dengan semangat dari raperda yang tengaj digodok DPRD dan Pemprov Jabar saat ini.
Menurut Lina konsep dari pusat distribusi Jawa Barat tersebut yang padat modal membutuhkan investasi yang luar biasa. “Saya belum tahu nanti itu dananya dari mana, kemarin kita sudi banding ke cipinang pusat distribusi beras terbesar saat ini. Itu luar biasa infastrukturnya gudang besar dengan kapasitas luar biasa, dan yang terpenting itu ketersedian suplai,” jelas Lina saat berkunjung ke kantor redaksi sukabumiupdate.com
Itu baru beras, belunm daging sayur dan lainnya karena dalam raperda Pusat Distribusi akan mengelolah suplai dan demand dari 12 komoditas. Leni memberikan contoh lainnya bahwa rancangan pusat distribusi ini bukan banyak uang.
“Kemaren juga kami berkunjung dan menyerap informasi dari manajem mc Donald di Cikarang. Untuk suplai Jawa Barat mereka punya gudang khusus dengan kapasitas liar biasa dilengkapi banyak mesin pendingin,” sambung Lina.
Ini baru bicara dua komoditas, yang membutuhkan butuh banyak fasilitas, infrastruktur, dan lahan. Sedangkan menurut Anggota DPRD Jabar Komisi II ini ada 12 komoditas yang akan digarap oleh pusat distribusi Jawa Barat ini.
“Saya tidak tahu bentuknya pasar atau apa, tapi kalau dari naskah akademisnya mengarah ke pasar, karena ada baja ringan dan segala macam. Ini mau bangun pasar secara fisik atau secara sistem. Ini arahnya kurang jelas,” ungkap Lina.
Secara tujuan raperda tersebut salah satu tujuannya mau memotong jalur distribusi barang agar harga lebih murah artinya berorientasi konsumen, karena menganggap selama ini jalur distribusi terlalu panjang. “Tapi kan tidak jelas juga pemotongan jalur distribusinya dimana?,” ujar perempuan yang berasal dari daerah pemilihan Sukabumi ini lebih jauh.
Terkini, anggota pansus raperda sepakat menghilangkan semua kata pasar dalam naskah raperdanya. Artinya yang akan dibangun dari reperda ini adalah sistemen.
Lina lebih tertarik mengefekfikan potensi Agro Jabar, salah satu BUMD milik pemprov yang juga bergerak dibidang yang sama yaitu menggali potensi produksi warga Jawa Barat khususnya pertanian. “Kalau bicara sistem, kita punya Agro Jabar itu saja yang diefektikan hingga memiliki fungsi lebih luas yaitu sebagai pusat distribusi 12 komoditas. Jangan kita bentuk badan baru yang sebenarnya bisa mengefektifkan lembaga yang sudah ada,” pungkas Lina yang ikut membahas raperda pusat distribusi Jawa Barat bersama pemerintah provinsi Jabar.
BACA JUGA: Polemik Bang Emok Memanas di Sukabumi, Lina Ruslinawati: Koperasi Kok Kapitalis?
Dari Agro Jabar sendiri adalah salah satu BUMD milik pemprov Jabar yang bergerak dibidang ekonomi pertanian. Dalam website resminya, Agro Jabar merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jawa Barat yang bertujuan untuk meningkatkan daya guna aset daerah, mengembangkan investasi daerah, memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan membantu menggerakkan perekonomian daerah.
PT Agro berdiri pada tahun 2013 dengan ruang lingkup usaha di bidang perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, cadangan pangan dan usaha lainnya di bidang agro. “Dalam rangka membawa misi untuk mengelola dan mengembangkan kegiatan produksi agro, melakukan kemitraan dengan petani dan mengelola jaringan pasar produk agro, kami melakukan berbagai langkah strategis, inovasi dan improvisasi yang dikembangkan dan didukung oleh sumber daya yang berkomitmen dan konsisten dalam memberikan yang terbaik untuk terus membangun Jawa Barat,” tulis keterangan pada halaman tentang kami dari website www.agrojabar.co.id.