SUKABUMIUPDATE.com - Surat panjang yang dibuat pasangan pengelana dunia legendaris yakni Amelia Earhart dan Kapten Fred J Noonan, ditemukan di sebuah rumah di San Diego, Amerika Serikat. Surat terakhir Earhart itu ternyata dikirim dari Bandung, Indonesia, sebelum akhirnya mereka dinyatakan hilang secara misterius di wilayah Samudera Pasifik.
Daily Mail memberitakan, surat setebal 17 halaman itu ditulis di atas kertas dengan kop surat bertulis “Grand Hotel Preanger, Bandoeng”. Surat tulisan tangan itu, seperti tertera dalam stempel pos, dikirim pada 23 Juni 1937.
Delapan hari setelah surat itu dikirim, Amelia Earhart dan Fred J Noonan mengirimkan panggilan radio terakhir dari suatu tempat di atas Samudera Pasifik.
Surat tulisan tangan itu berisi rincian spesifik tantangan catatan perjalanan yang sudah mereka lalui.
Namun sayang, keduanya tidak menceritakan pengalaman mereka ketika di Bandung. Hal ini mengindikasikan, keduanya tidak tinggal cukup lama ketika di Bandung pada saat itu.
Baca Juga :
Menurut Hunter Person (orang yang menemukan surat tersebut, red), ibunya menemukan dan menyimpan surat itu tergulung di laci meja kerja ayahnya selama 40 tahun. Beverly, sang ibu, selama ini menyimpan surat tersebut dengan sangat baik dan terawat.
Hunter Person penasaran dengan isi surat itu lalu membacanya. Ia lalu mencari tahu kaitan orang tuanya dengan Earhart dan Noonan. Ternyata, kakek Hunter Person adalah sahabat dekat Noonan.
Keduanya berkorespondensi selama bertahun-tahun, namun hubungan mereka terputus setelah Earhart dan Noonan hilang di Samudera Pasifik.
Surat-surat yang telah lama hilang itu diberi stempel pos tahun 1935-1937. Surat itu menyimpan petunjuk tentang apa yang terjadi pada Earhart dan Noonan setelah meninggalkan Papua Nugini.
"Surat yang menarik. Surat ini menceritakan seluruh perjalanan mereka, dengan stempel pos terakhir dari Bandung, Hindia-Belanda," kata Person.
Baca Juga :
Para ahli mengatakan, catatan dalam surat-surat itu dapat menuntun peneliti untuk menemukan lokasi pesawat Earhart dan Noonan yang diduga jatuh di Samudera Pasifik.
Hingga saat ini, misteri hilangnya Earhart dan Noonan baru menghasilkan dua teori kemungkinan. Pertama, keduanya mendarat di sebuah pulau di luar Howland, kemungkinan kedua mereka disandera oleh pasukan Jepang.
Memang sulit untuk membuktikan teori ini, tetapi sejumlah ilmuwan dari Penn State University masih berusaha memecahkan misteri hilangnya Earhart dan Noonan.
Februari 2021 lalu, tim peneliti menggunakan reaktor nuklir untuk menganalisis tambalan logam yang ditemukan di Pulau Pasifik untuk memastikan apakah logam tersebut milik pesawat buatan Lockheed model 10-E Electra yang membawa Earhart.
Tambalan itu diperoleh Richard Gillespie, yang memimpin Grup Internasional untuk Pemulihan Pesawat Bersejarah (TIGHAR) dan berfokus pada hilangnya pesawat Earhart.
Gillespie menemukan tambalan logam itu pada tahun 1988 di Nikumaroro, sebuah pulau kecil di Samudera Pasifik.
Penelitian ini masih berlanjut dan para peneliti berharap akan mengungkapkan misteri hilangnya pesawat Earhart pada akhir tahun ini.