SUKABUMIUPDATE.com - Sumarna (44 tahun) warga Kampung Cikurutug RT 17/05, Desa Bojongjengkol, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, mencoba peruntungan dengan budidaya jangkrik untuk pakan burung.
Pekerjaan tersebut dilakoninya sejak keluar kerja dari perusahan konstruksi Jakarta. Hasilnya, omzet mencapai jutaan rupiah dapat diraup dari usaha ini.
Baca Juga :
"Baru sekitar 4 bulan mengembangkan budidaya ternak jangkrik. Awalnya coba coba, selepas tidak kerja lagi di perusahaan konstruksi," kata Sumarna, kepada sukabumiupdate.com, Selasa (5/7/2022).
Menurut dia telur jangkrik dipesan dari wilayah Blitar, Jawa Timur dan ada juga di wilayah Jawa Tengah. Sekali membeli sebanyak 2 box yang berisi 5 ons telur jangkrik.
Menurut dia perjalanan pengiriman biasanya 3 hari sehingga pas dimasukan ke tempat penakaran telur jangkrik sudah ada yang menetes.
"Kami biasanya panen atau menjual jangkrik pada usia 30 hari. Kalau sudah lewat 30 hari, hingga jangkrik ada bulunya itu harganya bisa turun. Jadi harga tergantung pada kualitas jangkrik, ada yang super harga per kilogram mencapai Rp 70 ribu, apalagi kalau musim hujan harga terendah Rp 25 kilogram,” ujaranya.
Untuk pemasaran jangkrik ini sebagai besar untuk wilayah Pajampangan. Sumarna juga menerima banyak yang pesan dari luar daerah namun belum bisa memenuhinya," terangnya.
"Sekarang sudah memiliki 4 box ukuran 1,20 meter X 2,40 meter tinggi 60 centimeter, panen per tiga hari sekali. Omset per bulan mencapai Rp 4 juta," pungkasnya.