SUKABUMIUPDATE.com - Aksi penipuan dengan modus acara festival kuliner dan hiburan terjadi di Kota Sukabumi. Seorang pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) menjadi korban karena telah mentransfer uang sebesar Rp 400 ribu kepada orang yang mengaku panitia kegiatan.
Korban yang enggan disebutkan namanya ini mendapatkan iklan acara dengan nama Indonesia One Fest, Culinary Entertainment Festival yang beredar di media sosial dan WhatsApp. Dalam iklan tersebut disebutkan sederet nama-nama perusahaan yang bekerjasama. Dijelaskan juga tanggal dan tempat pelaksanaan yaitu Taman Kota- Lapang Merdeka Sukabumi 4 sampai dengan 9 Februari 2020.
BACA JUGA: Menkop UKM Akui Jika Cangkul Cibatu Sukabumi Lebih Bagus Dari Buatan Cina
Karena tertarik, korban lantas menghubungi nomor yang tertera pada iklan tersebut dengan harapan mendapatkan stand untuk dagangannya. Transaksi lewat WhatApp pun terjadi dan pedagang tersebut mentransfer uang Rp 400 ribu. Tapi ternyata acara itu tak ada. Korban sadar ditipu ketika nomornya diblok dan ketika nomor tersebut dihubungi pakai nomor yang lain, orang yang mangaku panitia itu menawarkan sisa stand.
"Nomor saya diblok lalu saya hubungi lagi dengan nomor anak saya, nah si pelaku ini masih menawarkan sisa satu stand," jelasnya, Senin (3/2/2020).
BACA JUGA: UMKM Sukabumi Terus Menggeliat, Produknya Tembus Manca Negara Lho!
Pelaku UKM lainnya, Djony Wendra Bangsawan juga mengalami hal serupa namun dia tak sempat mentransfer uang karena keburu curiga. Djony saat itu menghubungi nomor WhatsApp yang tertera di iklan dan ditawari stand dari harga Rp 300 ribu hingga Rp 600 ribu. Menurut Djony, nomor WhatsApp itu tidak bisa ditelepon. Dalam transaksi tersebut, orang yang mengaku panitia ini menerima transaksi lewat transfer.
BACA JUGA: Perhatikan Wirausaha Pemula di Sukabumi, Hergun: UMKM Sumbang Rp 7,7 Triliun PDB
"Saya tanya, saya mau bukan stand ketoprak apakah bisa? katanya bisa. Itupun saya dipancing, tunggu nanti jam 1, bahwa ada sisa satu stand. Dia minta ditransfer. Saya sampaikan saya tidak punya ATM, jadi gimana kalau saya bayar langsung, dia bilang tidak bisa katanya," kata Djony.
Djony mengungkapkan, orang yang ia hubungi via WhatsApp tersebut kemudian mengirimkan titik lokasi. Tapi saat ia datang tak ada siapapun di lokasi yang dikirimkan.
BACA JUGA: Hore! Pemerintah Bakal Gratiskan Biaya Label Halal Untuk UKM
"Saya kira itu penipuan, karena memang kebetulan saya tidak ATM, jadi saya mau setor langsung, tapi mereka menghindar. Kalau orang betul-betul penyelanggar pasti berhadapan langsung," tambah Djoni.
Korban yang sudah mentansfer dan Jhony lantas mendatangi Polres Sukabumi Kota untuk menanyakan ada atau tidaknya sebuah acara kuliner dan hiburan yang digelar di Lapang Merdeka.
BACA JUGA: Difasilitasi DPKUKM, Produk UKM di Sukabumi Mulai Merambah Toko Modern
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Maolana menyebut, tidak ada yang melapor terkait kasus tersebut. Maolana mengungkapkan, hanya ada pihak yang konfirmasi soal kegiatan tersebut.
"Konfirmasi soal kegiatan itu, ternyata tidak ada. Bukan mau melapor. Jadi hanya sebatas pemberitahuan mengatakan bahwa ada yang beredar seperti itu," tandas Maolana.
BACA JUGA: Fashion & Culinary Nite Sarana Meningkatkan Kesejahteraan UKM di Sukabumi
Dihubungi terpisah, Wakil Ketua MPC Pemuda Pancasila (PP) Kota Sukabumi Mellan Maulana mengatakan, pihaknya sama sekali tidak terlibat dalam acara apapun termasuk acara di iklan tersebut. Mellan pun sangat menyayangkan iklan tersebut memakai lambang Pemuda Pancasila (PP). Dengan kejadian ini pihaknya tidak diam.
"Kami sangat menyayangkan. Kami pun sudah menindaklanjuti secara serius dengan melaporkan hal ini kepada kepolisian, karena disinyalir ada kuat dugaan indikasi (penipuan). Event ini melalui nomor telepon WA yang tercantum meminta DP pembayaran terhadap calon peserta UMKM. Adapun hubungan kami dengan institusi yang lambang-lambangnya juga terpampang di poster acara itu, kami sama sekali tidak ada hubungan kerjasama apapun dengan mereka. Dan saat kami konfirmasi ke beberapa institusi yang lambangnya ada di poster, mereka juga keberatan dengan dicantumkannya di poster," papar Mellan.