SUKABUMIUPDATE.com - SJ (26 tahun) tersangka pembuang bayi di Desa Prianganjaya, Kecamatan Sukalarang, sempat pergi ke Arab Saudi untuk menjadi TKI. Namun beberapa bulan di Arab Saudi, dia pulang karena sadar hamil.
Sebelumnya, Polres Sukabumi Kota menyatakan bahwa SJ merupakan warga Sagaranten dan lelaki yang menghamilinya pun warga Sagaranten. Sejatinya SJ, merupakan warga Desa Bojongtugu, Kecamatan Curugkembar.
"Setelah pulang ke kampung halamannya di Desa Bojongtugu, Kecamatan Curugkembar, SJ selalu memakai pakain yang agak besar. Meski demikian tak ada yang tahu wanita berstatus janda ini hamil," ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
BACA JUGA: Pelaku Buang Bayi di Prianganjaya Sukabumi Mengaku Malu Karena Hamil Tanpa Suami
Sementara itu, Kepala Desa Bojongtugu Asep Ruslandi mengaku prihatin dengan kejadian warganya membuang bayi yang baru dilahirkannya. "Mudah-mudahan kedepannya tidak terjadi lagi kejadian seperti ini khususnya di Desa Bojongtugu," ujar Asep kepada sukabumiupdate.com, Selasa (27/8/2019).
Asep juga membenarkan bahwa pria berstatus duda yang menghamili SJ masih warga Desa Bojongtugu namun beda kampung dengan SJ.
"Saya sebagai kepala desa minta maaf atas kejadian ini kepada semua pihak dan mudah-mudahan saja kedepannya kejadian ini tidak terjadi lagi," pungkas Asep.
BACA JUGA: Sama-sama Dibuang Orang Tuanya, Beda Nasib Bayi Sukalarang dan Cibeureum
Sementara itu, Kapolsek Curugkembar IPTU H. Sumarno mengatakan, pihaknya sempat mendatangi rumah keluarga korban untuk menanyakan terkait kasus pembuangan bayi tersebut. Namun tempat kejadiannya berada di Kecamatan Sukalarang yang merupakan wilayah hukum Polres Sukabumi Kota.
"Karena memang ini kan kejadiannya di Sukalarang yang berarti sudah ditangani oleh pihak terkait disana. Walaupun ini tersangkanya warga Desa Bojongtugu, Kecamatan Curugkembar," ujarnya.
Menurut Sumarno, tindakan SJ ini dilakukan karena malu sama tetangga dan terdesak yang pada akhirnya dia membuang bayinya di sawah. Padahal, kata Sumarno, tindakan itu tidak perlu dilakukan sebab banyak yang bersedia mengasuh bayi tersebut.
"Ketika memang ini sudah terjadi seperti ini, jangan dulu dibuang toh masih banyak juga orang yang mau mengadopsi atau kasihkan saja kepada yang mau mengasuh bayinya," ujar Sumarno.