SUKABUMIUPDATE.com - Kasus dugaan penganiayaan salah seorang guru senior berinisial WA terhadap FZ (10 tahun) siswa kelas IV SDN Cisande 1, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi akhirnya berujung damai. Pihak sekolah, pemerintah desa, Dinas Pendidikan, tokoh masyarakat setempat, hingga unsur Muspika Cicantayan memfasilitasi proses mediasi pihak keluarga FZ dan WA, Rabu (10/4/2019). Kedua belah pihak sepakat menyelesaikan persoalan tersebut secara kekeluargaan.
BACA JUGA: Siswa SDN Cisande 1 Sukabumi Diduga Dihajar Guru Gara-gara Motor Baru
"Intinya, ini sudah selesai. Kami selesaikan secara kekeluargaan. Guru yang bersangkutan sudah menyampaikan permintaan maaf. Selain itu juga sudah ada kesepakatan bahwa guru tersebut tidak akan mengulangi perbuatannya lagi, sambil tanda tangan di atas materai. Bukan hanya kepada FZ saja, tapi ke murid yang lain mudah-mudahan tidak terulang lagi," ujar Fuad (35 tahun) salah satu perwakilan pihak keluarga FZ.
Sementara itu, Camat Cicantayan, Sendi Apriyadi menyebut, proses islah sudah dilakukan. Bahkan sebelum difasilitasi oleh pihak kecamatan, pihak keluarga FS dengan WA sudah dilakukan, difasilitasi pihak sekolah. Ia juga membenarkan, ada penandatanganan surat pernyataan dan berita acara kesepakatan bersama bahwa WA tak akan kembali mengulangi perbuatannya.
"Kita tidak memihak, kita dengarkan ceritanya dari kedua belah pihak. Sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Terkait kondisi FZ, kalau memang masih trauma, akan kita bantu untuk trauma healing. Yang penting mau bersekolah lagi," kata Sendi saat dihubungi, Rabu petang.
BACA JUGA: Disdik Kabupaten Sukabumi Telusuri Dugaan Penganiayaan Siswa SDN Cisande 1
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Solihin menjelaskan, kedua belah pihak menyelesaikan permasalahan tersebut secara kekeluargaan, dan tidak akan berbuntut panjang.
"Sudah ada surat kesepakatan ditulis tangan, disaksikan semua pihak. Yang besangkutan sudah meminta maaf dan mengaku khilaf. Pihak keluarga, terutama orang tua juga sudah mengampuni. Ini menjadi pelajaran bersama dan mudah-mudahan tidak kembali terulang di kemudian hari," tandas Solihin.