SUKABUMIUPDATE.com - Pencemaran merkuri di sejumlah sungai di Kabupaten Sukabumi jadi sorotan sejumlah instansi pemerintah di tingkat provinsi dan pusat. Pencemaran dikhawatirkan berdampak terhadap kesehatan warga.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi, Abdul Qodir menjelaskan, pencemaran merkuri tersebut sudah menjadi perhatian nasional. Penanganannya masuk ke skala prioritas pemerintah dengan jangka waktu penanganan selama lima tahun.
BACA JUGA: Delapan Sungai di Sukabumi Diduga Tercemar Merkuri
"Kenapa harus lima tahun, karena yang ditangani tidak hanya terkait upaya meminimalisir pencemaran. Juga soal dampak sosial ekonominya terhadap masyarakat," ujar Abdul Qodir ditemui sukabumiupdate.com usai kegiatan bersih-bersih sampah di Pantai Citepus, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jumat (9/3/2018).
Ia menambahkan, DLH Kabupaten Sukabumi sudah melakukan uji lab terhadap sampel air tercemar merkuri di Kecamatan Ciemas. Uji lab melibatkan praktisi dan akademisi dari kampis Institut Pertanian Bogor (IPB).
Hasilnya, lanjut Abdul, kadar merkuri di beberapa sungai di Ciemas diketahui cukup mengkhawatirkan.
"Penelitian bersama IPB, karena peralatan di lab kami belum lengkap," tutur Abdul.
BACA JUGA: Curug Cimarinjung Tercemar Merkuri, Warga Ciemas Kabupaten Sukabumi Tolak Penambangan Liar
Abdul mengetahui, pencemaran merkuri di Sukabumi jadi sorotan pemerintah, setelah mengikuti kegiatan moment nasional lingkungan hidup di Palembang tahun lalu. Saat itu, pencemaran merkuri di Sukabumi jadi bahasan dalam paparan.
Selain penggunaan untuk tambang ilegal di wilayah Selatan Sukabumi, saat itu Ia baru mengetahui ada produksi merkuri dari batu sinabar di wilayah Kecamatan Parakansalak. Abdul pun meminta kementerian terkait berkoordinasi terkait temuan-temuan di daerah.
"Karena waktu itu yang melakukan penelitian langsung dari kementerian, tidak ada koordinasi dengan kami," tuturnya.
BACA JUGA: Delapan Sungai di Sukabumi Diduga Tercemar Merkuri
Abdul Qodir juga mengapresiasi adanya penelitian tim gabungan yang juga melibatakan Kodam Siliwangi dan Kementerian LHK.
"Alhamdulillah sekarang dari KLHK mulai ada perhatian ke Sukabumi untuk kaitan penanganan mengenai pencemaran limbah merkuri. Hasil pengujiannya baru diekspos di tingkat kodam," ujar Abdul Qodir.