SUKABUMIUPDATE.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta LSM Group Medical Professional Development Medicuss melakukan deteksi dampak kontaminasi mercuri dengan melakukan penelitian dan mengambil beberapa sampel seperti tanah, air dan tanaman dibeberapa titik di Desa Cicadas, Desa Sirnaresmi dan Desa Pasirbaru. Seluruhnya masuk Kecamatan Cisolok.
KLHK serta LSM ini tergabung bersama tim dari Kodam III Siliwangi dalam hal ini Kodim 0622 Kabupaten Sukabumi.
BACA JUGA: TNI, KLHK dan LSM Ini Deteksi Kontaminasi Mercury di Desa Cicadas Sukabumi, Hasilnya?
"Memang penggunaan mercuri dan dampaknya saat ini semakin meluas salah satu penyebabnya penambangan emas terutama pengolahan kecil di masyarakat, ini mungkin perlu kita berikan sosialisasi terhadap masyarakat dan penambang supaya kita bisa mengurangi dampaknya," ungkap Ketua Group Medical Professional Development Medicuss, Muhammad Haqqi, Senin (5/3/2018).
Dia menuturkan tim gabungan hanya melakukan penelitian dengan mengambil sampel. Sejauh ini belum bisa menjelaskan jumlah korban yang terkena dampak mercuri.
"Untuk daerah yang terdampak mercuri saat ini Kita belum bisa mengatakan pastinya. Sekarang kegiatan kita masih pemetaan karena kemarin pada bulan Februari 2018 telah dilaksanakan oleh koramil dan kodam III Siliwangi pengecekan awal," jelas Haqqi.
Salah satu yang terduga terdampak adalah sungai Cibareno dan sudah ada korban terduga positif.
BACA JUGA: Curug Cimarinjung Tercemar Merkuri, Warga Ciemas Kabupaten Sukabumi Tolak Penambangan Liar
"Makanya sekarang kita sedang coba mendalami dalam upaya mendukung masyarat supaya kita bisa melakukan pemetaan dan pengobatan yang tepat," jelasnya.
Dia menjelaskan Medicuss bekerja di bidang sosial dan kebencanaan yang sudah berdiri sejak tahun 1998. Medicuss kini sedang konsen menelusuri kemungkinan bencana sosial yang lainnya seperti halnya keracunan akibat mercuri.
Ia menuturkan Kegiatan tersebut murni dari Medicuss yang bekerja sama dengan kodam III dan KLHK, karena memang dalam upaya perbaikan lingkungannya perlu tindak lanjut dari KLHK termasuk daerah tambang yang kebanyakan di hutan atau lokasi lokasi yang memang lahan KLHK.
"Kita bentuknya kemitraan. Kita mungkin awalnya kerja masing-masing tapi sekarang kita coba kerja bersama dalam satu kegiatan bersama,"pungkasnya.
BACA JUGA: Berkas Lengkap, Pengolah Merkuri di Parakansalak Segera Diadili PN Cibadak Sukabumi
Dokter Jossep F William dari Medical Professional Development Medicuss, menjelaskan hasil dari pengambilan sampel belum bisa dibaca karena harus menjalani serangkaian proses di laboratorium. Yang pasti ia berharap upaya yang dilakukannya bisa membantu masyarakat.
"Mudah-mudahan salah satu kegiatan kita ini yang bentuknya sosialisasi termasuk penjaringan yang terduga atau terdampak dari mercuri dapat terdeteksi. Supaya nantinya bisa mengurangi dampak mercuri yang di gunakan dikalangan masyarakat," singkatnya.