SUKABUMIUPDATE.com - Hari air sedunia yang diperingati setiap 22 Maret menjadi momen untuk mengingatkan kita betapa pentingnya menghemat air bersih.
Air menjadi menjadi salah satu elemen penting dalam menunjang kelangsungan kehidupan yang ada di Bumi.
Dilansir dari Tempo.co, Putu Ayu Saraswati, Puteri Indonesia Lingkungan 2020, prihatin terhadap kondisi air bersih di Indonesia. Menurut dia, meski memiliki banyak sumber air, Indonesia saat ini sudah memasuki tahap krisis untuk air bersih berkualitas.
Dia pernah mengalami momen tidak menyenangkan karena kesulitan mendapatkan air bersih di salah satu pulau ketika melakukan aktivitas penyelamatan penyu. Saat menuju pulau itu, perahu yang dia tumpangi terhenti karena tersangkut sampah di perairan.
Baca Juga :
“Di pulau itu juga aku merasa sulit mencari layanan sanitasi bersih dan sumber air bersih untuk mencuci tangan dan muka. Beberapa sungai airnya tercemar,” kata dia.
Momen itu diceritakan Ayu dalam webinar “Hari Air Sedunia: Kelestarian Air, Tanggung Jawab Siapa?” yang diselenggarakan pada Selasa, 22 Maret 2022. Webinar ini diselenggarakan Danone-Aqua untuk memperingati Hari Air Sedunia setiap 22 Maret. Tahun ini, Hari Air Sedunia mengusung tema Air Tanah: Membuat yang Tak Terlihat Menjadi Terlihat.
Ketersediaan air bersih sangat penting bagi manusia. Selain ikut menentukan kesehatan fisik, air juga bisa mempengaruhi kesehatan mental.
Karena itu, Ayu mengajak seluruh masyarakat agar bijak menggunakan air. Dia sendiri memiliki beberapa cara bijak menggunakan air di rumah.
Pertama, dia menghemat air dalam kegiatan sehari-hari seperti menyiram tanaman, mencuci, mandi, dan menggosok gigi. “Bahkan ketika gosok gigi, kalau kita membiarkan air mengalir di kran, 6 liter air akan terbuang sia-sia,” kata dia.
Kedua, dia mulai menampung air hujan di rumah. Air hujan ini kemudian dipergunakan untuk kebutuhan menyiram tanaman dan lainnya sehingga tidak perlu menggunakan air kran.
Ketiga, dia bijak mengonsumsi makanan agar tidak terbuang sia-sia. Alasannya, produksi bahan makanan juga membutuhkan banyak air. Jadi, ketika membuang makanan, itu berarti juga boros air.
Keempat, dia membiasakan mencuci pakaian sekaligus agar hemat menggunakan air. “Biasanya menumpuk pakaian kotor sampai keranjangnya penuh baru aku cuci. Jadi saat aku mencuci, nggak banyak air bersih yang terbuang,” ujar dia.
Kelima, dia mengajak orang mengelola sampah. Menurut dia, sampah yang dibuang sembarangan akan mengendap di laut dan mengotori sumber air yang akan dikonsumsi manusia.
Keenam, Ayu berusaha membagikan aktivitas penyelamatan lingkungan terutama air kepada orang di sekitarnya. Dia berharap aktivitasnya itu bisa mempengaruhi orang lain agar melakukan hal yang sama untuk menyelamatkan Bumi dari krisis air bersih.
“Aku mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk memikul tanggung jawab yang sama terhadap ketersediaan air bersih untuk kehidupan kita semua,” kata Ayu.
SUMBER: TEMPO.co