SUKABUMIUPDATE.com - Tidak sedikit orang tua mengeluh ketika anaknya memiliki karakter atau sifat keras kepala dan seringkali melawan ketika diberikan nasihat. Mereka cenderung berpikir bahwa faktor lingkungan lah yang membuat karakter anaknya menjadi kurang baik.
Apakah anda adalah salah satu dari orang tua yang berpikir demikian? Jika iya, sudahkan anda introspeksi diri? Coba deh anda telaah kembali pola asuh atau cara didik yang diterapkan kepada anakmu.
Melansir dari indiaparenting.com, anak akan cenderung menjadi keras kepala ketika diberikan suatu peraturan yang terkesan tiba-tiba dan ada unsur paksaan, dimana orang tua tidak memberitahu secara perlahan dan memberikan pengertian yang mendasar terkait hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Untuk lebih detailnya, berikut adalah penyebab anak tumbuh dengan karakter yang keras dan cenderung melawan kepada orang tua.
Baca Juga :
1. Anak Tidak Diberikan Kasih Sayang yang Maksimal
Sudah seharusnya orang tua memberikan kasih sayang yang besar dan tulus kepada anaknya, misalnya dengan selalu mengusahakan yang terbaik dalam segala hal, selalu ada ketika anak sedang ingin bercerita atau bermain, dan memberikan pendidikan dasar yang bisa membentuk karakter terpuji.
Jika anda termasuk orang tua yang bisa memberikan kasih sayang dengan maksimal, secara tidak langsung anda bisa membangun karakter anak menjadi lebih penurut.
Anak akan merasa diperhatikan setiap waktu yang akan membuat dia semakin menyayangi orang tuanya. Dengan begitu dia akan lebih mematuhi perkataan dan melakukan apapun dengan disiplin sesuai peraturan yang ada.
Jangan sampai melewatkan golden age anak, dimana dia sudah memahami banyak hal. Di masa-masa itulah anak bisa menerima pola asuh dari orang tuanya.
2. Mengabaikan Anak Karena Sibuk Dengan Pekerjaan
Bukannya tidak boleh apabila kedua orang tua bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, namun pastikan anak tetap menjadi prioritas ya.
Jangan karena sibuk dan lelah dengan pekerjaan, anak menjadi kurang diperhatikan. Misalnya anda baru saja pulang kerja dan anak minta ditemani, anda malah sibuk dengan ponsel atau bahkan bersikap cuek.
Dengan begitu anak akan merasa sedih dan bisa menirukan perilaku orang tuanya. Bisa saja ketika anda menasehatinya, dia tidak akan merespon dan membalasnya dengan sikap cuek.
Apabila anda memang sedang lelah, cobalah berikan anakmu pengertian untuk beristirahat sebentar, setelah itu tidak ada salahnya untuk lekas menemaninya bermain atau sekedar membacakan buku cerita favoritnya.
Jadi berikanlah tenaga, waktu, dan perhatian yang maksimal untuk anak-anakmu, agar mereka tidak merasa diabaikan dan membalasnya dengan perilaku yang sama.
3. Orang Tua Selalu Bersikap Kasar di Depan Anaknya
Anak adalah peniru yang baik, dia akan mengikuti perilaku dan ucapan yang dicontohkan dalam keluarga maupun lingkungan sosial.
Misalnya orang tua sering bertengkar di depan anak dengan nada bicara yang tinggi, bahkan hingga melakukan kekerasan fisik. Hal ini tentunya akan terekam dalam memori anak dan berpengaruh pada psikologisnya.
Selain itu, orang tua juga kerap kali memarahi anaknya dengan kata-kata yang kasar atau memukulnya, tentunya akan membuat anak takut dan secara tidak langsung membentuk karakter yang keras juga.
Jadi sudah seharusnya orang tua memberikan contoh ya baik apabila ingin anaknya memiliki karakter yang lembut dan tidak melawan kepada orang tua.
4. Jarang Berbicara Secara Intim
Ketika orang tua sibuk dengan pekerjaannya, pastinya akan jarang sekali memiliki waktu bersama anak.
Hal ini yang menyebabkan kurangnya komunikasi yang intim dari hati ke hati. Biasanya hanya akan mengandalkan video call saja.
Padahal berbicara tanpa media atau langsung dapat membangun bonding atau ikatan yang sangat kuat antara anak dan orang tuanya.
Orang tua dapat mengetahui secara langsung apa yang dirasakan dan diinginkan oleh anak. Begitu pula sebaliknya, anak bisa lebih merespon dengan baik perkataan orang tuanya tanpa harus merasa bingung atau jauh.
Perlu diingat ya, anak wajib lebih sayang dan dekat dengan orang tua dari pada pengasuhnya.
5. Selalu Membandingkan dengan Anak-Anak Lain
Anda sebagai orang tua harus memahami bahwa setiap anak itu spesial, memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Dia akan tumbuh sesuai dengan pola asuh yang diterapkan.
Jangan sekali-kali membandingkan kemampuan anakmu dengan yang lain, apalagi jika dia sudah cukup besar dan mengerti.
Dia akan membenci orang tuanya yang kerap kali tidak menghargai kelebihannya dan lebih membanggakan anak orang lain. Dari situlah karakter membangkang dan malas akan mulai terbentuk.
Jadi terimalah anakmu apa adanya, berikan dia dukungan baik secara fisik maupun mental untuk dapat mengembangkan kemampuannya sendiri. Jadilah orang tua yang bijak agar bisa mengantarkan anaknya menuju gerbang kesuksesan.
Writer: Devi