SUKABUMIUPDATE.com - Parenting Anak adalah sebutan atau istilah dalam pengasuhan anak. Orang tua biasanya memiliki caranya masing-masing dalam mengasuh sang anak, namun kerap kali sejumlah hal yang dilakukan orang tua ternyata berdampak buruk bagi si buah hati.
Terkadang orang tua terlalu memaksakan kehendak mereka dalam menyikapi berbagai hal yang terjadi pada anak.
Seperti dilansir dari ABC Health & Wellbeing, tak jarang orang tua melakukan kendali penuh pada berbagai aspek perilaku pada anak, hingga mengabaikan keinginan anaknya.
Tidak ada diskusi antara orang tua dan anak, orang tua hanya memaksakan kehendak mereka untuk melaksanakan apa yang mereka perintahkan.
Lindsay C Gibson, seorang Psikolog klinis mengatakan, “Mereka (orang tua) mengajari Anda untuk meragukan diri sendiri dan tidak mempercayai kebutuhan emosional Anda,” kata Lindsay.
“Anda dapat membayangkan bagaimana hasilnya, ketika Anda harus mencari tahu apa yang ingin Anda lakukan untuk hidup, seperti mencari uang atau memutuskan dengan siapa Anda akan menikah,” lanjut Lindsay.
Selain hal diatas, masih ada beberapa perilaku orang tua yang dapat menimbulkan trauma serta menghambat perkembangan karakter pada si kecil, karena parenting anak yang kurang tepat atau keliru.
Apa saja hal itu? Simak ulasannya berikut ini.
1. Berkomunikasi Satu Arah
Orang tua yang belum matang secara emosional cenderung melakukan komunikasi hanya satu arah. Seperti memerintah, menuntut ataupun diam saja.
Bahkan ada juga yang memberikan respon buruk dan hal itu bisa saja membuat anak kesal dan tidak nyaman.
Orang tua tipe seperti ini biasanya sulit untuk diajak berdiskusi, mereka cenderung memaksakan apa yang mereka inginkan.
Dampak buruk yang terjadi yaitu, anak akan menutup diri dan memiliki kecenderungan untuk berbohong, karena dia merasa orang tuanya tidak akan peduli.
2. Perhatian yang Berlebihan
Terlihat sangat menaruh perhatian kepada anak, namun tak jarang juga turut mencampuri dan mengontrol penuh sang anak.
Orang tua dengan karakter ini, tidak akan rela jika anak mereka menentukan pilihannya sendiri. Empatinya terbatas dan hanya berorientasi pada keinginan mereka sendiri.
Sikap orang tua yang seperti ini dapat membuat anak kesal karena tidak bisa melakukan apa yang mereka sukai.
3. Orang Tua Ingin Diutamakan
Ada orang tua yang sulit dibujuk dalam keadaan marah, karena merepresentasikan dirinya sebagai segalanya yang harus diutamakan.
Orang tua dengan karakter ini tidak mau mengalah, hal itu membuat anak merasa was-was karena takut salah dalam bersikap dan menjadi pelampiasan dari kemarahan orang tua mereka.
4. Komunikasi Secara Emosional
Orang tua sering mengekspresikan kekesalan mereka secara nonverbal, alih-alih mengungkapkan apa yang mereka rasakan, bahkan hingga melewati batas dan membuat anak sama kesalnya seperti orang tua.
Dampaknya, keluarga akan masuk ke dalam emosi dan masalah psikologis satu sama lain.
5. Tidak Boleh Menolak Perintah Orang Tua
Tak jarang orang tua menaruh ekspektasi yang berlebihan. Seperti anaknya yang harus selalu mengiyakan ucapannya ataupun berharap anaknya akan meniru apa yang mereka lakukan.
Jika anak tidak memenuhi ekspektasi orang tuanya, mereka (orang tua) akan menganggap anaknya tidak menurut atau membangkang.
Orang tua yang hanya menilai anak dari segi menurut dan tidak, akan memicu perasaan tidak cukup pada anak saat mereka dewasa.
6. Sulit Berempati
Apa yang menurutnya benar maka mereka (orang tua) akan memaksakan hal tersebut kepada sang anak.
Jika anak mencoba menyampaikan pendapatnya kepada orang tua, hasilnya hanya akan direspon dengan defensif seperti kata-kata “Bapak/Ibu emang begini. Udah nurut aja, jangan aneh-aneh!”.
Hal itu akan membuat anak menjadi pendiam dan tidak bisa membicarakan apa yang ingin dia ungkapkan kepada orang tuanya.
7. Tidak Bisa Memaknai Waktu
Ada beberapa orang tua yang menganggap masa lalu dan masa depan adalah sekarang. Hingga seringkali mereka mengungkit masa lalu, kemudian membandingkannya dengan apa yang terjadi saat ini.
Contoh sederhana seperti mereka menganggap sebuah penyakit bisa sembuh dengan obat tradisional dan melarang anak untuk pergi ke dokter.
Hal tersebut akan membuat karakter anak menjadi tak acuh akan apa yang mereka rasakan, atau mengabaikannya.
8. Memproyeksikan Kesalahan Bukan Pada Dirinya
Orang tua dengan emosional yang belum matang, terkadang tidak tertarik untuk memperbaiki hubungan dengan mengakui kesalahan ataupun meminta maaf kepada anaknya sendiri.
Mereka cenderung menutupi kesalahannya, lalu menyalahkan keadaan atau menuduh orang lain yang bersalah.
Kemudian saat amarah mereka reda, mereka akan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Hal itu akan membuat anak menjadi menipulatif dan hanya akan diam saat dia melakukan kesalahan saat usianya bertambah.
Nah dari poin-poin diatas dapat disimpulkan, parenting anak yang tidak tepat dapat berpotensi merusak karakter seorang anak ketika dewasa nanti.
Semoga artikel ini dapat membantu semua orang tua dalam mendidik anak dengan baik ya.
Writer: Fira Alfi Syahrin