SUKABUMIUPDATE.com - Buku foto bertajuk Treasure of Sukabumi akhirnya resmi diluncurkan, Minggu (27/9/2020), di salah satu hotel di Sukabumi.
Buku yang berisi ratusan foto itu disusun oleh fotografer muda asli Sukabumi, Iman Firmansyah.
Mulai disusun sejak tahun 2019, buku foto tersebut memperkenalkan Sukabumi dari berbagai aspek, mulai dari budaya, sosial, ekonomi, kekayaan alam, dan aneka flora fauna yang ada di Sukabumi.
BACA JUGA: Hasil Kurasi Fotografer Senior Arbain Rambey, Buku Treasure Of Sukabumi Siap Rilis
Iman menuturkan, sekitar 396 karya fotografi disajikan dalam buku setebal 208 halaman tersebut. Dikurasi oleh fotografer senior Indonesia Arbain Rambey, buku foto Treasure of Sukabumi dirancang semakin lebih menarik.
"Buku itu digarap dalam dua bahasa, yakni Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Hal itu bertujuan agar buku foto Treasure of Sukabumi dapat mencakup jangkauan internasional," kata Iman kepada sukabumiupdate.com.
Iman mengatakan, saat ini buku foto Treasure of Sukabumi bisa dibeli masyarakat melalui website www.treasureofsukabumi.com dan akun media sosial Treasure of Sukabumi, dengan harga Rp 499 ribu per buahnya.
BACA JUGA: Dikejar Monyet Hingga Dihadang Ombak, Keseruan Dibalik Buku Foto Treasure of Sukabumi
Sementara itu, sang kurator Arbain Rambey mengungkapkan, buku foto Treasure of Sukabumi merupakan buku foto kedaerahan pertama yang disusun oleh putra daerahnya sendiri.
"Ini suatu lompatan baru, karena biasanya buku-buku tentang suatu daerah itu dibuat bukan oleh orang daerah tersebut. Saya banyak ngalamin, saya juga banyak mengerjakan buku-buku beberapa daerah di Indonesia. Sepengetahuan saya Iman adalah yang pertama, sendirian lagi," ungkap Arbain.
Peluncuran buku Treasure of Sukabumi. | Foto: Istimewa
Arbain berujar, selama kurang lebih tiga minggu ia melakukan kurasi terhadap lebih dari 800 foto yang Iman sodorkan kepada dirinya. Alhasil, jadilah 396 foto yang sekarang ada di buku Treasure of Sukabumi.
"Jadi pertimbangan saya mengurangi foto yang berulang-ulang. Jadi saya usahakan supaya orang tidak bosan, tapi infonya tetap lengkap," ucap Arbain.
"Ada Iman yang ingin menggambarkan keindahan tanah yang dibanggakannya. Ada saya orang luar yang kritis. Jadi ini menjembatani dua hal. Iman ingin sebanyak-banyaknya, saya mau seringkas-eingkasnya. Akhirnya titik temunya buku itu," ujar Arbain menambahkan.