SUKABUMIUPDATE.com – Sukabumi segera memiliki buku koleksi foto tentang keindahan alam dan aktivitas warganya. Dikemas ekslusif, buku berjudul Treasure of Sukabumi akan menceritakan bagaimana Sukabumi dimata seorang fotografer muda asal Cisaat, Iman Firmansyah.
Buku berisi ratusan foto dalam 208 halaman ini menceritakan Sukabumi dari berbagai sisi. Memperlihatkan bagaimana semua lini kehidupan di Sukabumi itu bergerak, mulai dari alam, wisata, aktivitas masyarakat, budaya, kuliner dan lain lainnya.
Pemuda yang beralamat di Jalan Veteran Cisaat Kabupaten Sukabumi ini mengungkapkan, buku tersebut akan terbit dengan dua bahasa, Indonesia dan Bahasa Inggris. Buku foto ini juga sudah bisa dipesan oleh masyarakat umum pada Juli 2020 mendatang, dengan jumlah terbatas dan kemasan yang ekslusif.
Kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (29/6/2020) Iman mengirimkan tulisan tentang kisahnya mendapatkan banyak foto yang akan dicetak dalam buku bertajuk Treasure of Sukabumi itu. “Hampir satu tahun menyelesaikan pengumpulan foto-fotonya, dan banyak cerita selama proses pengambilan foto-fotonya,” tulis Iman Firmansyah sang creator dan juga fotografer Treasure of Sukabumi.
Perjalanan ini tentu dimulai dari riset sebagai memandu Iman dalam pengerjaannya. Namun di lapangan tentunya seringkali bertolak belakang dengan rencana tertulis yang sudah disusun.
Tantangan utamanya selain akses yang cukup sulit sehingga target waktu molor, adalah cuaca. Faktor cuaca ini menjadi. “Terutama cuaca yang pada saat itu tidak pasti, pagi cerah dan sore bisa hujan. Cerita akses menuju lokasi yang luar biasa tidak merata, serta masih banyak jalan yang lumayan sulit dilalui.
Iman kemudian menceritakan saat pengambilan foto salah satu air terjun yang ada dikawasan kaki gunung Pangrango. Cuaca pagi yang sangat cerah sehingga diputuskan untuk sesi pemotretan, karena menuju lokasi harus berjalan sekitar dua jam dari pintu masuk.
Batu punggung naga yang eksotik di zona inti Ciletuh Palabuhanratu Unesco Global Geopark (Iman Firmansyah)
“Saat itu saya hanya seorang diri. Sempat takut jalan setapaknya sepi karena bukan akhir pekan. Menyusuri hutan tropis yang lembab dan membutuhkan waktu cukup lama. Sampai di lokasi hujan turun tak kunjung reda, pengambilan fotopun tak bisa maksimal. Diputuskan untuk datang lagti diwaktu yang berbeda,”jelas Iman dalam tulisan tersebut.
Pengalaman tak kalah seru dituturkan Iman saat ia melakukan perjalanan ke zona inti Ciletuh Palabuhanratu Unesco Global Geopark. Target batu punggung naga yang eksotik harus dijangkau menggunakan perahu namun lagi-lagi alam bersikap lain, ia dihadang ombak tinggi.
“Jika sedang bagus cuacanya perahu bisa merapat langsung ke kawasan bebatuan purba yang bentuknya mirip punggung naga tersebut. Namun karena hari itu ombak besar, saya dan rekan harus mendarat ke pantai yang aman, cukup jauh dari target sasaran,” lanjutnya.
Pemuda yang berlatar pendidikan kesehatan inipun menuturkan proses pengumpulan foto-foto tentang keindahan alam di Sukabumi terhalang akses jalan yang masih belum merata. Di sejumlah destinasi jalannya tidak cocok untuk motor matic milik Iman.
“Namun tentu tidak jadi halangan. Target harus terpenuhi walaupun kontur jalan berbatu dan licin,” sambung Iman.
BACA JUGA: Iman Firmansyah, Tukang Foto Muda Dibalik Project Treasure of Sukabumi
Pengalaman yang sulit dilupakan Iman saat menggarap project ini adalah saat harus lari pontang-panting dikejar satwa liar penunggu salah satu spot air terjun di Sukabumi. Iman selamat dari serbuan monyet-monyet liar itu namun konsentrasi pemotretan dipastikan terganggu.
“Semua ini menjadi cerita yang berharga. Memperkenalkan Sukabumi kepada dunia melalui buku foto menjadikan beragam halangan tersebut jadi tantangan yang mengasyikan,” pungkasnya.