SUKABUMIUPDATE.com - Demi memperbaiki ekonomi keluarga adalah salah satu alasan kenapa perempuan Indonesia termasuk di Sukabumi banyak menjadi pekerja migran di luar negeri atau TKW (Tenaga Kerja Wanita). Namun menjadi TKI, tak selamanya baik bagi keluarga, khususnya pernikahan.
Tentu ini kasuistik atau pengalaman yang terjadi pada orang per orang saja. Seorang suami di Sukabumi menceritakan kisah pilu, karena tiba-tiba dipaksa cerai oleh sang istri, TKI yang baru saja pulang dari luar negeri.
Sebut saja namanya ar (38 tahun) warga Cisaat Kabupaten Sukabumi. Biduk rumah tangga yang sudah dijalani bersama sang istri selama 4 tahun terancam karam.
Ar berstatus bujangan saat menikahi istrinya yang sudah punya anak dua. Perjalanan rumah tangga mereka bukan tanpa badai, masalah ekonomi selalu menggelayuti biduk pernikahan ar dan istrinya.
"Saya awalnya honorer di lembaga pemerintahan. Sekarang ojek online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ucap ad kepada sukabumiupdate.com, Kamis 21 Juli 2022.
Kondisi ini makin parah setelah mereka malah terlilit hutang. Dua tahun lalu sang istri memutuskan menjadi TKI ke luar negeri, direstui oleh ar karena berharap jadi solusi perekonomian rumah tangga mereka, khususnya untuk bayar hutang.
"Istri berangkat tahun 2020 lalu bulan Februari. Menjadi TKI ke Arab Saudi," ucap Ar.
6 bulan pertama dilalui tanpa kendala. Setelah itu ar merasa ada yang berubah, komunikasi mulai jarang bahkan lost kontak dengan sang istri.
“Selama menjadi TKW, istri mengirim uang kepada anak dan orang tuanya. Saya tidak masalah, karena masih bisa mencari nafkah sendiri untuk kebutuhan sehari-hari,” jelas ar.
6 bulan di Arab Saudi mereka lost kontak. Bahkan saat istrinya pulang ke Sukabumi pada awal Juli 2022 lalu, tidak memberi kabar sama sekali.
Dia tidak tahu kenapa? dan ada masalah apa? Upaya untuk mencari tahu alasan sikap sang istri pun sulit.
Tidak diam, saat mendengar kabar kepulangan istrinya dari Arab Saudi, ar berusaha menemui.
"Dapat informasi habis magrib dari saudaranya. Saya berkeliling ke rumah-rumah saudaranya tak ketemu. Sekitar pukul 9 malam saya rumahnya yang di Cireunghas," tutur ar.
Tapi kerinduan yang ingin ditumpahkan kepada istrinya setelah 4 tahun tak bertemu terhalang pintu rumah yang tertutup rapat.
"Saya ucap salam, ketuk-ketuk namun pintu tidak dibuka-buka. Saya memutuskan menunggu di teras rumah sampai pagi. Kedinginan pasti, tapi saya tidak mau tidur sebelum bertemu dengan istri," bebernya.
Saat pagi pintu rumah itu terbuka. "Mertua keluar dan kaget melihat saya," ucap ar.
Setelah diperbolehkan masuk oleh mertuanya, ar menuju tengah rumah, istirahat sambil menunggu sang istri keluar dari kamarnya.
"Saat mertua keluar, saya masuk kedalam kamar. Istri sedang tidur, saya peluk namun dia menghindar (tidak mau). Dia langsung pergi masuk ke kamar anaknya. Saya tidak berani menyusul, saya memilih pulang dan kecewa," ungkap ar.
Pria ini tak menyangka akan mengalami apa yang pernah didengarnya dari orang-orang. Cerita keluarga yang hancur gara-gara istri jadi TKW ke negara timur Tengah.
"Sekarang saya sendiri mengalaminya, padahal salah saya apa, nomor saya di blokir. Pengennya ditalak oleh saya, jadi permintaannya cerai," ucap ar.
"Saya masih berharap. Saya masih siap menunggu. Mudah-mudahan pernikahan kami ini tetap langgeng," tandasnya.