SUKABUMIUPDATE.com - Nasi tumpeng mempunyai sejarah tersendiri dengan masyarakat Indonesia, umumnya hidangan tradisional ini dapat ditemukan di berbagai hajatan (perhelatan) sebagai simbol rasa syukur.
Bahkan, pada zaman dahulu, Nasi Tumpeng selalu jadi menu wajib dalam acara resmi sejak zaman kerajaan.
Sejarah Nasi Tumpeng
Nama tumpeng diambil dari bahasa Jawa yakni "yen metu kudu sing mempeng" yang artinya "bila keluar harus dengan sungguh-sungguh dan semangat".
Maksud dari kalimat tersebut adalah "Manusia ketika terlahir harus menjalani kehidupan di jalan Tuhan dengan semangat, yakin, fokus dan tidak mudah putus asa. Begitu pula dalam proses itu semua, percayalah bahwa Tuhan ada bersama umatNya," kata Ari Prasetyo, Dosen Sastra Jawa di Universitas Indonesia, dilansir dari wawancaranya dengan Kompas Travel.
Jika dikaitkan dengan Agama Islam, kalimat tersebut ternyata berasal dari Al-Quran dalam surat al-Isra’ ayat 80 yang bunyinya “Ya Tuhan, masukkanlah aku dengan sebenar-benarnya masuk dan keluarkanlah aku dengan sebenar-benarnya keluar, serta jadikanlah dari-Mu kekuasaan bagiku yang memberi pertolongan”. Menurut para tafsir Quran, kalimat tersebut dibaca oleh Nabi Muhammad SAW saat akan hijrah dari kota Mekah ke Madinah.
Selain itu, Nasi Tumpeng memiliki falsafah yang berkaitan dengan nilai geografis Indonesia yang memiliki sejumlah gunung berapi, sehingga akhirnya bentuk dari Nasi Tumpeng menyerupai sebuah gunung.
Kenapa Nasi Tumpeng berbentuk seperti gunung?
Pada mulanya, tradisi ini berasal dari leluhur bangsa Indonesia yang memuliakan gunung sebagai tempat bersemayam para arwah atau dewa. Kemudian muncul filosofi yang menggambarkan bentuk Nasi Tumpeng untuk sesajen (persembahan, red) harus menyerupai sebuah gunung yang dipercaya dihuni para arwah yang suci.
Masyarakat Jawa yang menganut agama Hindu pada masa itu, membuat Nasi Tumpeng dengan bentuk kerucut seperti bentuk gunung. Menurut mereka, gunung dipercaya sebagai tempat bersemayamnya dewa-dewi.
Ari menyatakan, selain bentuknya yang menyerupai gunung, Nasi Tumpeng juga memiliki makna filosofis yang indah, yaitu sebagai representasi hubungan antara Tuhan dengan manusia dan manusia dengan sesamanya.
Makna Nasi Tumpeng di Berbagai Kegiatan atau Perayaan
Dalam perhelatan akbar seperti Hari Kemerdekaan Negara Indonesia di sejumlah daerah, Nasi Tumpeng menjadi salah satu sajian wajib untuk dinikmati bersama-sama.
Menurut Ari, Nasi Tumpeng memiliki elemen penting dalam tatanan masyarakat di Indonesia yang menjadikan tanggal 17 Agustus sebagai hari yang sakral dan bersejarah. Ia menambahkan, Nasi Tumpeng menjadi salah satu referensi konsep ketuhanan dalam sejarah pemaknaannya.
Ario menjelaskan, masyarakat Indonesia selalu mengajukan permohonan atau berdoa kepada Tuhannya ketika mengadakan acara 'Tumpengan'.
Dalam acara Tumpengan, mengandung doa untuk keselamatan negeri tercinta serta sebuah permohonan untuk negara Indonesia agar selalu dalam keadaan aman, sentosa, sejahtera, murah sandang pangan dan terhindar dari berbagai bencana.
Selain itu, Nasi Tumpeng juga selalu hadir dan menghiasi setiap acara selamatan dan syukuran di masyarakat Indonesia, seperti pada saat hari ulang tahun, perayaan kelahiran anak hingga pernikahan.
Kata Syukuran artinya memberikan rasa syukur atas apa yang telah didapatkan, sementara Selamatan dimaksudkan meminta dan mengharapkan sesuatu yang belum terjadi, memohon untuk segala kelancaran dan kebaikan atas apa yang sedang dihadapi saat ini.
Ciri Khas Nasi Tumpeng
Nasi Tumpeng dikenal berwarna kuning, namun pada mulanya Nasi Tumpeng berwarna putih atau warna asli dari nasi saja.
Warna putih melambangkan sebuah kesucian, putih dan bersih. Nasi Tumpeng biasanya di dekorasi sedemikian rupa sehingga bentuknya berlapis daun pisang dan dikelilingi aneka ragam lauk pauk dan sayur-mayur yang menjadi hiasannya.
Munculnya warna kuning dalam Nasi Tumpeng merupakan lambang dari kesejahteraan, kekayaan, atau rezeki untuk acara yang sifatnya suka cita.
Tak heran jika Nasi Tumpeng Kuning sering dibuat dalam acara pernikahan, kelahiran dan acara-acara lainnya yang berbahagia.
Ada ketentuan tersendiri saat merias Nasi Tumpeng dengan lauk pauk atau sayur mayur, yakni jumlahnya harus tujuh masing-masing hidangan pelengkap tersebut.
Pemilihan tujuh lauk pauk dan sayur mayur tersebut berkaitan dengan arti angka tujuh dalam Bahasa Jawa. Tujuh dalam Bahasa Jawa disebut dengan "Pitu" atau akronimnya adalah "pitulungan" yang dalam bahasa Indonesia berarti "Pertolongan".
Ada juga yang menghadirkan lauk pauk yang mempunyai maknanya tersendiri, misalnya Ayam Ingkung. Ayam Ingkung merupakan sajian ayam utuh yang dimasak dengan bumbu opor. Makna Ayam Ingkung diambil dari kata "Ingkung" yang berarti "belenggu" atau "ikatan" dalam Bahasa Jawa. Hal itu dimaksudkan sebagai sikap pasrah manusia atas kekuasaan Tuhan.
Kemudian sayur mayur yang terdapat dalam sajian Nasi Tumpeng merupakan kelengkapan makna yang memberikan arti perlindungan, pertimbangan serta kekuatan untuk memilih hal-hal baik yang akan terjadi dalam kehidupan.
Pakar kuliner Arie Parikesit menjabarkan alasan Nasi Tumpeng berbentuk kerucut atau segitiga seperti gunung. Menurutnya, hal tersebut merupakan sebuah lambang yang erat hubungannya dengan sesuatu yang bersifat spiritual.
Arie mengatakan, bentuk segitiga juga merupakan hubungan keterkaitan antara manusia, alam dan Sang Pencipta.
Ragam Nasi Tumpeng di Indonesia
- Nasi Tumpeng Robyong
Nasi tumpeng yang satu ini berasal dari daerah Jawa, dibuat khusus untuk ritual dan sebagai sesajen masyarakat setempat untuk meminta kepada yang maha kuasa.
Permintaan tersebut seperti, meminta turun hujan, meminta keberhasilan saat akan panen, serta mengusir wabah penyakit yang sedang menyerang daerah tersebut.
Ciri khas Nasi Tumpeng Robyong terletak pada pemberian telur yang dominan di semua tempat Nasi Tumpeng, kemudian cabai dan bawang sebagai pelengkap hiasannya.
Dipuncak Nasi Tumpeng juga diberikan satu telur utuh, tujuannya sebagai alat untuk menyimpan lidi yang akan disulut dengan kapas.
- Nasi Tumpeng Pungkur
Menggunakan nasi putih sebagai bahan dasar, Nasi Tumpeng Pungkur biasanya disimbolkan sebagai peringatan kematian.
Uniknya, Nasi Tumpeng Pungkur ini dibuat dengan porsi separuh atau sebagian saja. Kemudian Nasi Tumpeng Pungkur dibagi menjadi dua bagian berbentuk vertikal dan disajikan dalam tampah dengan cara terbalik.
Nasi Tumpeng Pungkur merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, bahkan hal ini masih dilakukan hingga sekarang di beberapa wilayah terpencil yang masih mengikuti adat istiadat secara turun temurun.
- Nasi Tumpeng Megana
Nasi Tumpeng Megana dibuat khusus untuk menyambut kelahiran seorang anak. Nasi Tumpeng yang satu ini tergolong sangat sederhana, karena sifatnya sebagai simbol penyambutan bayi yang baru lahir.
Tetapi, pemilihan nasi berwarna putih menjadi sesuatu yang sangat penting. Nasi putih dianggap sebagai lambang kesucian. Ditambah dengan berbagai jenis sayuran yang melambangkan harapan untuk bayi baru lahir di masa yang akan datang. Dekorasinya pun sangat sederhana, hanya berupa hiasan telur dan cabai merah.
Resep Nasi Tumpeng Sederhana
Nasi Tumpeng bisa dimasak dan dikonsumsi sendiri oleh Anda di rumah, bahan-bahan yang digunakan serta cara memasaknya memang terbilang rumit. Namun, Anda bisa melakukannya secara bertahap.
Bahan yang Diperlukan:
- 5 cup beras putih pilihan, bukan beras pulen
- 9 ruas kunyit yang sudah dibersihkan dan dikupas
- 250 ml santan asli atau santan instan
- 4 sdt garam
Bahan Bumbu Halus:
- 10 siung bawang merah
- 10 siung bawang putih
- 6 butir ketumbar
- 5 cm kunyit
- 5 daun salam
- 3 sereh geprek
Bahan Ayam Goreng:
- 500 gram ayam
- 6 ruas lengkuas
- 2 lembar daun salam
- 2 lembar daun jeruk iris
- 1 batang sereh yang sudah digeprek
- 50 ml santan instan
- 1 sdt lada bubuk
Bahan Perkedel Kentang Ayam:
- 250 gram kentang yang telah direbus dan dihancurkan
- 5 siung bawang merah
- 3 siung bawang putih
- 1 butir telur ayam
- 100 gram ayam giling
- Kaldu bubuk
- Garam
- Merica
Bahan Telur Dadar:
- 2 butir telur
- 1 sdm tepung terigu
- Garam secukupnya
- Lada secukupnya
Bahan Tempe Orek:
- 1 potong tempe, potong dadu dan goreng
- 2 siung bawang merah
- 3 siung bawang putih
- 5 buah cabe rawit
- 2 lembar daun jeruk
- 1 lembar daun salam
- 1 batang sereh
- 2 buah cabai merah iris serong tipis
- 250 gula merah,
- Garam secukupnya
- Air secukupnya
Bahan Pelengkap Tumpeng:
- Timun
- Wortel
- Selada
- Bawang merah goreng
Cara Membuat Nasi Tumpeng:
- Pertama, siapkan bahan untuk membuat nasi kuning.
- Cuci beras dengan air bersih, kemudian tiriskan.
- Parut kunyit atau blender dan ambil sarinya dengan diperas.
- Campurkan kunyit yang telah diperas dengan beras yang sudah dicuci.
- Tambahkan santan dan juga bumbu lainnya.
- Masak beras hingga air mendidih dan berkurang.
- Kemudian kukus nasi hingga matang.
- Sambil menunggu nasi matang, Anda bisa mulai memasak perkedel kentang.
- Pertama-tama, haluskan bawang merah dan bawang putih.
- Kemudian campurkan dengan kentang tumbuk, daging cincang, kaldu ayam dan merica.
- Setelah tercampur rata, cetak adonan menjadi bentuk bulat.
- Goreng hingga perkedel kentang berwarna kuning kecoklatan.
- Angkat dan tiriskan.
- Siapkan pada wadah yang akan menjadi tempat nasi tumpeng.
- Selanjutnya, Anda bisa mulai menyiapkan untuk memasak mie goreng.
- Tumis bawang putih, kemudian masukan mie telor, tambahkan kecap manis, merica dan garam.
- Lakukan hingga bahan matang sempurna dan kemudian koreksi rasa.
- Angkat dan siapkan di piring saji.
- Siapkan ayam yang telah bersih, rebus dengan bumbu yang telah disediakan.
- Setelah air mendidih dan bumbu meresap, angkat ayam lalu tiriskan.
- Goreng ayam dengan minyak panas hingga berwarna kuning keemasan.
- Angkat lalu tiriskan.
- Setelah nasi tumpeng matang, lakukan mencetak nasi menjadi bentuk sesuai selera Anda.
- Siapkan tampah atau wadah besar apa saja untuk menyajikan.
- Tata Nasi Tumpeng Kuning tersebut dengan bahan-bahan lain yang telah dimasak
- Nasi Tumpeng siap disajikan, selamat mencoba!