SUKABUMIUPDATE.com - Dibalik keindahan pemandangan laut dan Kota Palabuhanratu dari dataran tinggi Citepus Valley Adventure, menyimpan banyak cerita. Lokasi tersebut bagi warga sekitar disebut gunung masigit (masjid) karena sering terdengar suara adzan.
Percaya tak percaya tapi suara adzan memang terkesan berkumandang dari puncak bukit saat masuk waktu sholat. Ternyata, bukan karena ada masigit atau masjid tak kasat mata di puncak bukit tapi karena kawasan yang saat ini menjadi objek wisata adventure bisa memantulkan suara adzan dari banyak masjid dibawahnya.
BACA JUGA: Melihat Kota Palabuhanratu dari Ketinggian di Citepus Valley Adventure
Ada bongkahan bebatuan besar yang tersusun rapi di puncak bukit dan diduga menimbulkan efek pantulan lebih kuat dari suara adzan masjid-masjid dibawahnya. "Citepus Valley Adventure ini nama yang saya berikan, tapi masyarakat sekitar sini menyebutnya Gunung Masigit karena sering dengar suara adzan dari sini," ujar Au Sapdudin (59 tahun) pengelola objek wisata yang digunakan untuk olahraga panjat tebing ini kepada sukabumiupdate.com, Jumat (4/10/2019).
Selain suara adza keberadaan batu bertingkat diantara banyak bongkahan batu di puncak bukit ini juga menarik untuk disimak. Baru susun tiga ini secara kasat mata sangat rentan ambruk karena bentuk susunannya, sata batu paling bawah, dua batu ditingkat dua dan satu batu ukuran besar ditingkat paling atas.
Kompleks bebatuan hitam di puncak Gunung Masigit. (Foto: Nandi).
“Kalau batu bertingkat yang banyak diceritain orang itu baru muncul sekitar tahun 1992, Tanah yang menutupinya terkikis menyisahkan batu bertingkat,” sambung Au.
Selain bentuk susunannya unik dan memiliki keseimbangan, batu bertingkat ini ternyata sangat kuat. Au pernah ingin merobohkan batu tersebut dengan tali sling karena khawatir menimpa pengunjung saat berada di lokasi tersebut.
“Kalau memang dilihat dari bawah, batu bersusun tiga ini memang kelihatan miring. Tapi diguncang gempa besar sekitar tahun 1998 lalu, batu besar ini tidak jatuh. Bahkan sempat mau ditarik pakai sling menggunakan backhoe juga kuat, tidak bergeser," jelasnya.
Au adalah orang yang dipercaya pemilik lahan ini untuk mengelolah lokasi yang banyak didatangi orang karena keindahan spot dan keberadaan bebatuan uniknya. "Sekarang tempat ini dipakai untuk olahraga panjat tebing oleh yang punya tempat ini orang Belanda. Untuk kegiatan anak sekolah juga pernah ada. Sensasinya terasa saat berada di puncak bukit ini setelah menaiki 1.000 anak tangga. Siapapun akan tersenyum melihat keindahan alam Palabuhanratu dari sini," pungkasnya.