SUKABUMIUPDATE.com - Ada spot wisata menarik di Jalan Raya Cikeong, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Lokasinya belum banyak diketahui orang. Namanya Citepus Valley Adventure. Lokasinya masih berdekatan dengan Bukit Senyum.
BACA JUGA: Uji Adrenalin di Objek Wisata Alam Talaga Bodas Cisolok, Berani Coba?
Di tempat ini pengunjung akan disuguhkan indahnya pemandangan bongkahan batu besar dengan kondisi menumpuk tersusun rapi, dan berada di lahan seluas kurang lebih 2,5 hektare. Bukan hanya itu, pengunjung juga akan disuguhkan indahnya pemandangan laut lepas dan kawasan Palabuhanratu, ibu kota Kabupaten Sukabumi.
"Citepus Valley Adventure ini nama yang saya berikan, tapi masyarakat sekitar sini menyebutnya Gunung Masigit," ujar Au Sapdudin (59 tahun) pengelola Citepus Valley Adventure kepada sukabumiupdate.com, Jumat (4/10/2019).
BACA JUGA: Video: Kebakaran Lahan Hutan di Bukit Senyum Gunung Butak
Ada hal lain yang lebih menarik dari Citepus Valley Adventure ini, yaitu ada sebuah bongkahan batu yang cukup besar bersusun dengan disangga dua batu di bawahnya dengan ukuran lebih kecil dari baru diatasnya, namun tidak pernah jatuh meski pernah beberapa kali diguncang gempa.
"Setahu saya enggak ada yang aneh aneh di sini. Saya mengelola tempat ini sejak tahun 1990. Batu ini terbentuk secara alami. Awalnya biasa aja. Tahun 1992 baru terbentuk lah batu bersusun tiga ini akibat tanah nya terkikis," jelasnya.
Kombinasi bebatuan di puncak bukit Citepus Valley Adventure, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Sumber Foto: Nandi
Masih kata Au Saprudin, sebelum berubah nama menjadi Citepus Valley Adventure masyarakat sekitar menyebutnya sebagai gunung Masigit karena konon ditempat itu sering terdengar suara adzan apabila waktu salat telah tiba. Namun setelah ditelusurinya, Au menyebut suara Adzan tersebut berasal dari pantulan suara masjid-masjid yang berada di bawahnya.
"Kalau memang dilihat dari bawah, batu bersusun tiga ini memang kelihatan miring. Tapi diguncang gempa besar sekitar tahun 1998 lalu, batu besar ini tidak jatuh. Bahkan sempat mau ditarik pakai sling menggunakan backhoe juga kuat, tidak bergeser," jelasnya.
"Sekarang tempat ini dipakai untuk olahraga panjat tebing oleh yang punya tempat ini, orang Belanda. Untuk kegiatan anak sekolah juga pernah ada. Sensasinya terasa saat berada di puncak bukit ini setelah menaiki 1.000 anak tangga. Siapapun akan tersenyum melihat keindahan alam Palabuhanratu dari sini," pungkasnya.