SUKABUMIUPDATE.com - Mendengar nama pecel lele pasti sudah tak asing bukan, tapi kalau kerupuk lele? Makanan renyah tersebut diproduksi kelompok usaha Anugerah Tani MTT Foundation di Desa Cisande, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi.
Ada dua jenis kerupuk yang dibuat, pertama berbahan dasar tulang ikan lele. Cara mengolahnya, tulang lele yang telah direbus kemudian dihancurkan dan dicampur dengan tepung tapioka dan rempah-rempah, seperti merica, ketumbar, dan lain sebagainya.
BACA JUGA: Umbi Gadung Beracun? Tidak Setelah Jadi Kerupuk Ala Cidadap Sukabumi
"Setelah dicampur, proses selanjutnya adalah dikukus kemudian didiamkan sampai dingin lalu diiris tipis dan dijemur sampai kering. Lalu digoreng menggunakan minyak panas bersuhu sekitar 180 derajat," ujar pembina kelompok usaha Anugerah Tani MTT Foundation, Maman Mulyana kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (21/9/2019).
Kedua, adalah kerupuk kulit lele. Cara mengolah kulit Lele ini tak berbeda jauh dengan mengolah kerupuk tulang lele. Kulit ikan lele yang telah dibersihkan kemudian dijemur lalu ditambah rempah-rempah seperti merica, ketumbar, dan lain sebagainya.
"Setelah dicampur proses selanjutnya dijemur sampai kering, kemudian dibentuk sesuai ukuran. Lalu digoreng menggunakan minyak panas dengan suhu sekitar 180 derajat dan bisa langsung disajikan," kata Maman.
Saat ini, produk kerupuk tulang dan kulit lele tersebut telah dipasarkan melalui online maupun dijual secara langsung ke konsumen. "Di jual di pasar Cisaat, warung, bahkan online. Harganya variatif dari harga kemasan Rp 10 ribu hingga Rp 30 ribu," pungkas Maman.