SUKABUMIUPDATE.com - Membludaknya wisatawan yang berkunjung ke kawasan objek wisata Pantai Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, saat libur Lebaran 2019, berdampak positif dan meninggkatkan okupansi perhotelan.
BACA JUGA: Nongkrong Asyik di Cafe in GISBH Palabuhanratu, Ada Menu Apa Saja Sih?
Salah satunya kunjungan wistawan ke Grand Inna Samudra Beach Hotel (GISBH), yang berlokasi di jalan Raya Cisolok, Km 07, Palabuhanratu, pasca perayaan Lebaran mulai H+1 sampai H+6 kenaikan kunjungan wisatawan meningkat rata-rata mencapai 80 persen.
"Alhamdulillah kunjungan wistawan yang menginap di GISBH saat libur kemarin di atas 80 persen setiap harinya," ujar Publik Relationship GISBH Palabuhanratu, Syifa Rahma kepada sukabumiupdate.com, Rabu (12/6/2019).
Menurut Syifa, wisatawan yang berkunjung ke kawasan objek wisata Pantai Palabuhanratu setiap libur panjang lebaran selalu banyak, namun kali ini jumlah wisatawan yang berkunjung dan menginap GISBH lebih meningkat dibanding tahun sebelumnya.
"Banyak kali ini wisatawan yang menginap di sini, lebih banyak dari tahun kemarin," pungkasnya.
Sementara itu, Manager Hotel Augusta Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Heddy Firmansyah, mengungkapkan ingkat kunjungan wistawan menginap dalam kurun waktu empat hari terakhir mencapai 873 orang dan hampir semua wistawan yang menginap rombongan berkeluarga.
"Lebih banyak tahun sekarang, mungkin karena infrastruktur atau akses jalan menuju objek wisata di Kabupaten Sukabumi sekarang rata-rata sudah baik dan jangka waktu libur yang cukup panajang," paparnya.
BACA JUGA: Kolam Renang GISBH Palabuhanratu Diserbu Pengunjung
Kendati demikian, Hedi sangat menyayangkan masih adanya komentar miring dari sebagian wisatawan yang mengeluhkan harga jajanan yang ditawarkan oknum pedagang di sekitar objek wisata pantai dengan harga yang tidak wajar atau mahal. Menurutnya kedaan tersebut jika dibiarkan akan berdampak terhadap kunjungan wisatawan ke depan.
"Kita berharap kepada pemerintah daerah untuk mensosialisaikan semacam sadar wisata, terlalu berharap munculnya kesadaran dari bawah atau pedagang cukup sulit, karena para pedagang itu berbeda asal, karakter dan kebiasaannya. Jadi mereka harus dipandu dan diperlihatkan etika yang berlaku di Kabupaten Sukabumi. Ya ujungnyakan untuk kenyamanan wisatawan agar ada keinginan kembali ke sini," pungkasnya.