SUKABUMIUPDATE.COM - Plastic Memories, siapa tahu yang anime satu ini? mungkin beberapa dari kita tidak mengenal anime ini. Hal tersebut cukup wajar, karena anime ini dirilis tujuh tahun lalu.
Namun, jika ada yang tahu dan ingat anime ini pasti dikarenakan satu hal yakni sad ending. Yup, Plastic Memories bisa dibilang sebagai anime yang cukup menguras air mata jika mendalami ceritanya.
Karena Plastic Memories merupakan anime yang sudah lama dirilis, oleh karena itu kita sedikit bernostalgia tentang cerita dari anime ini.
Baca Juga :
Awal cerita
Tokoh utama dari Plastic Memories adalah seorang pemuda bernama Tsukasa Mizugaki. Ia direkomendasikan untuk bekerja di sebuah Perusahaan pencipta Humanoid atau robot berwujud manusia yakni Sion Artificial Intelligence Corporation (SAI Corp.).
SAI Corp. memproduksi humanoid yang dinamai Giftia. Giftia sendiri memiliki usia yang sudah ditentukan yakni 81.920 jam atau sekitar 9 tahun 4 bulan.
Giftia nantinya akan dibeli oleh manusia entah sebagai pekerja ataupun teman hidup. Bila Giftia telah mendekati masa habis usia, maka SAI Corp. akan mengambilnya serta menginstal ulangnya.
Jika Giftia tersebut tidak diserahkan kepada SAI Corp. ketika usianya habis, maka Giftia bisa berubah menjadi robot pemusnah berbahaya.
Kembali ke tokoh utamanya, ketika sudah diterima sebagai karyawan SAI Corp. ia tidak sengaja bertemu dengan seorang gadis imut nan cantik di sebuah lift. Gadis tersebut bernama Isla.
Tsukasa sendiri bekerja di SAI Corp. sebagai Termina Service One atau penjemput Giftia yang akan habis usianya.
Secara kebetulan Tsukasa dipasangkan oleh perusahaan dengan Isla yang ternyata seorang Giftia pula.
Drama-romance dengan sedikit balutan komedi
Seperti disinggung sebelumnya, jika Plastic Memories memiliki genre romance di dalamnya. Hal ini tidak lepas dari kisah romansa Tsukasa dan Isla.
Tsukasa menyukai tingkah Isla ketika sedang melakukan tugasnya menjemput Giftia. Selain itu ada momen-momen yang cukup membuat senyum dan tertawa penonton.
Di tengah-tengah puncak asmaranya dengan Isla, Tsukasa harus mengetahui fakta bahwa usia Isla kurang dari satu bulan.
Seperti dijelaskan sebelumnya, jika Giftia usianya telah habis, maka semua data dan kenangan yang dimiliki akan direset dan digantikan dengan software pengganti. Mungkin jika di PC, data dan kenangan Giftia disimpan semua di Data (C) sehingga terhapus ketika di instal ulang.
Dalam waktu kurang dari satu bulan, Tsukasa melakukan apapun untuk menciptakan kenangan yang indah bagi Isla.
Akhir cerita
Dilihat dari alur ceritanya, maka anime Plastic Memories bermuara pada akhir yang menyedihkan alias sad ending.
Memang begitulah akhirnya, di akhir cerita Tsukasa dan Isla berkunjung ke tempat wisata untuk menghabiskan detik-detik terakhir Isla. Momen inilah yang sangat menguras air mata.
Tsukasa dan Isla pun bermesraan di bianglala, pada saat itu pula Isla pun habis usianya. Dengan tangis air mata, Tsukasa membopong Isla ke tabung penyimpanan Giftia untuk di instal ulang. Menyedihkan bukan?
Namun, di scene paling terakhir episode terakhir Plastic Memories, diperlihatkan penampakan sesosok Giftia mirip Isla.
Sayangnya anime ini tidak lanjutan cerita, sehingga banyak penonton yang menduga jika sosok Giftia tersebut adalah Isla yang telah direset dan mungkin juga sudah berganti nama.
Opening yang unik bernuansa kesedihan
Sejatinya, ending dari anime ini sudah dispoiler dari awal ceritanya. Hal tersebut ditambah dengan opening yang mengarahkan pada sad ending.
Uniknya, di scene terakhir opening Plastic Memories setiap episodenya, ekspresi wajah Isla akan berubah.
Di mulai dari opening episode satu, ekspresi wajah Isla terlihat datar dan dingin, menandakan ia belum terlalu mengenal Tsukasa.
Di opening episode-episode berikutnya, ekspresi wajah Isla berubah menjadi lebih positif dengan senyuman manis di bibirnya, menandakan Isla sudah semakin dekat dan nyaman dengan Tsukasa.
Menjelang episode terakhir, opening memperlihatkan Isla yang tersenyum sambil meneteskan air mata yang menandakan kebahagiaan yang tidak ingin segera usai.