SUKABUMIUPDATE.com - Perempuan asal Cikembar Kabupaten Sukabumi, pasien covid-19 yang saat ini masih menjalani perawatan di RSUD Sekarwangi, menuliskan pesan menyentuh dilaman media sosialnya. Ia tak hanya berjuang melawan covid-19, tapi juga menepis stigma negatif terhadap covid-19, bahkan ia sempat disalahkan karena memutuskan untuk swab test PCR.
Dalam akun bernama Nani Mulyani, perempuan ini memulai narasi testimoninya dengan bercerita dari awal saat merasakan keluhan sakit yang akhirnya berujung covid-19 dan dirawat di RSUD Sekarwangi. "Berawal di tanggal 03 Januari 2021..Merasakan badan kurang enak..Sakit dari ujung kepala sampe ujung kaki, mengingat lagi musim pandemi langsung dong aq konsul ke bundaku Anita Larasati.. Dan beliau menyarankan untuk isoman dan tetap melakukan protkes selama isoman tersebut," tulis Nani.
Namun dari hari ke hari demam tak kunjung sembuh. Ia pun mulai mengalami gejala anosmia. Lidah mulai tak bisa mengecap dan hidung pun kehilangan kemampuan penciuman.
"Pada saat itu ga pernah terpikir akan terpapar virus yang lagi menggila ini, karena melihat kebiasaan diri yang selalu menerapkan 3M .. Tapi memberanikan diri berkonsultasi sama promkes pkm cikembar.. Dari beliau aq disarankan untuk melakukan test pcr swab," lanjut Nani dalam testimoninya.
Pada 11 Januari 2021, ia pun melakukan swab test PCR di PKM Cikembar dan terus tetap melakukan isolasi mandiri (isoman) dengan protokol kesehatan ketat di rumahnya. Tanggal 14 Januari hasil tes PCR keluar dan Nani dinyatakan positif terpapar covid-19.
"Kaget campur ga percaya kenapa aq yang selalu taat protkes bisa terpapar virus ini.. Tapi apa mau dikata hidup masih panjang.. Jadi tetap harus semangat. PKM mengajukan pilihan mau isoman apa isolasi di rumah sakit?" sambung perempuan yang aktif di Pusbangdai dan asrama haji Kabupaten Sukabumi ini lebih jauh.
Nani memilih isoman, dengan catatan seluruh keluarga yang kontak erat juga ikut isolasi mandiri. Disini konflik atau stigma pertama muncul, "Ketika orang-orang terdekat mulai menghujat. Mulai menyalahkan kenapa aq harus di swab.. Tanpa berbicara aq diam karena percuma menerangkan kepada orang yang sudah ngejudge kita," bebernya.
"Ketika orang2 terdekat menjauhi.. Allah membuka pertolongan dari orang yang jauh dari saya.. Yaitu bapak Hang ali Ali Iskandar. Bu dekan Amalia Nur Milla. Bu dosen Neneng Kartika Rini. Agribisnis Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Baznas Kab Sukabumi. Unang Sudarma. Yudith Rahayu. Pak Camat Cikembar Tamtam Alamsyah.. Yang alhamdulillah mereka selalu menyuplai kebutuhan kebutuhan yang diperlukan selama isolasi mandiri," sambung Nani.
Tangkapan layar media sosial narasi testimoni pasien covid-19 di Kabupaten Sukabumi
Pada tanggal 19 Januari 2021, Nani yang memang punya penyakit penyerta pembengkakan jantung mengalami keluhan berat, dan keesokan harinya tanggal 20 Januari petugas PKM Cikembar menjemput dan membawa Nani ke RSUD Sekarwangi, sebagai pasien covid-19 dengan penyakit penyerta.
"Alhamdulillah ditempat isolasi jauh dari bayangan.. Karena yang dibayangkan kita dikurung sendirian.. Tapi kenyataanya kita dirawat oleh perawat yang super duper baik. Telaten. Selalu mendengar semua keluhanmu kita," ungkapnya.
Hingga hari ini 27 Januari 2021, ia masih mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit rujukan tersebut. Ia tengah berusaha melawan virus corona yang mulai mengganggu aktivitas jantungnya, dengan setiap hari harus menerima suntikan.
BACA JUGA: Testimoni Pasien Sembuh Covid-19 asal Kota Sukabumi, Terinspirasi Semut Nabi Ibrahim
Ia pun menuliskan pesan untuk semua, khususnya warga Sukabumi terutama terkait keputusan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan menjalani tes covid-19 sebagai langkah memutus mata rantai penyebaran virus ini.
Satu pesan.. Jangan pernah menganggap covid 19 tidak ada. Karena virus itu nyata adanya.. Aq sudah mengalami gimana rasanya setiap hari harus disuntik berbagai macam vitamin. Berikut antivirus," ucapnya dalam testimoni tersebut.
Untuk khalayak.. Tetangga. Pemimpin.. Janganlah membenci apalagi sampai mengucilkan mereka yang terpapar virus covid 19 . Karena seyogyanya mereka pun tidak mau.. Karena yang dibutuhkan orang terpapar itu justru dukungan. Kehangatan. Rasa diperhatikan.. Karena dengan perhatian imun mereka akan meningkat..
Semangat buat teman2 yang sekarang sedang sama2 menjalani isolasi baik mandiri maupun di rumah sakit.. Jangan patah semangat.. Karena imun kita kuat. Virus minggat
Semangat sehat.. Semangat terbebas dari virus covid 19.
Dan ingat buat sahabat2 yang merasakan gejala2 seperti yang aq alami.. Jangan sungkan ataupun ragu untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat. Jangan takut untuk di swab. Karena dengan kita terdeteksi lebih dini.. Penularan akan semakin bisa ditanggulangi.
Terimakasih banyak kepada bundaku Anita Larasati.. Karena beliau yang selalu memberi semangat memberi motivasi..
Hingga berita ini dipublis, testimoni Nani yang dibagi kedalam dua tulisan dan diposting hari ini, Rabu (27/1/2021) sudah mendapatkan banyak komentar dari sahabat dan netizen. Mereka mendoakan Nani yang diketahui juga aktif di Panwas Kecamatan Cikembar ini tetap semangat dan segera sembuh dari covid-19.
Ingat Pesan Ibu: Wajib 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas serta aktivitas di luar rumah). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.