SUKABUMIUPDATE.com - Sabtu pagi (10/11/2018) suasana SDN 10 Cibadak Kabupaten Sukabumi berjalan seperti biasa. Anak-anak termasuk Adul (Mukhlis Abdul Kholik) siswa difabel yang viral karena kegigihannya untuk sekolah, bermain dan belajar seperti biasa.
Namun tiba tiba sekolah yang berada di dataran tinggi Gunung Walat Desa Sekarwangi ini kedatangan seorang tamu tak biasa. Pria tua menggunakan tongkat rotan berjalan pelan mendatangi sekolah turun dari kendaraan yang parkir di jalanan depan SDN 10 Cibadak.
Pria tua ini kemudian bertanya ke guru tentang Adul dan ingin bertemu dengan anak difabel tersebut. “Pak Rahmat ini ngakunya penasaran pengen ketemu Adul setelah membaca dan menonton berita tentang siswa difabel disekolah kami yang punya semangat tinggi untuk belajar,” jelas Kepala Sekolah SDN 10 Cibadak Sukabumi, Epi Mulyadi kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (10/11/2018).
BACA JUGA: Berbagai Pihak Tergugah Bantu Adul, Siswa Difabel Cibadak Sukabumi yang Merangkak untuk Sekolah
Bapak ini bernama Rahmat, usia 80 tahun dan tinggal di Kecamatan Sukabumi yang berjarak cukup jauh dari Kecamatan Cibadak. Rahmat lalu diajak oleh Epi Mulyadi melihat keseharian Adul di sekolah.
“Dia terkesan dengan Adul, apalagi pas liat adul sangat semangat belajar dan bermain. Memang Adul seperti itu sebelum viral juga anaknya memang baik dan penuh semangat, seadakan tidak pernah dibebani dengan kekurangan pada fisik terutama kakinya,” lanjut Epi.
BACA JUGA: Permintaan Adul, Siswa Difabel Cibadak Sukabumi yang Pulang Pergi Sekolah Merangkak
Saat jam istirahat, Kepala Sekolah kemudian memanggil Adul keruanganya untuk bertemu langsung dengan Rahmat.
"Saya terharu dan bangga setelah melihat berita tentang anak dengan kekurangan fisik tapi pantang menyerah, meskipun harus merangkak kesekolah. Saya menyaksikan langsung keberadaan Abdul.yang tetap semangat mengikuti pelajaran,” ungkap Rahmat yang ternyata pernah bertugas di Kewedanaan Cibadak atau Wilayah Dua Sukabumi.
Rahmat juga mengapresiasi guru-guru SDN 10 Cibadak yang mau menerima dan memberikan pelayanan tanpa membedakan untuk Adul. Sebelum pulang Rahmat memberikan amplop berisi uang yang enggan disebutkan nominalnya untuk membantu Adul agar tetap semangat belajar dan bersekolah.