SUKABUMIUPDATE.com - Di Komplek Satuan Radar (Satrad) 216 Cibalimbing Surade, Kabupaten Sukabumi terdapat salah satu bukti sejarah bekas peninggalan zaman penjajahan Jepang.
Peninggalan sejarah tersebut berupa bunker yang berfungsi sebagai benteng pertahanan.
Terdapat tiga bunker yang masing-masing berukuran cukup besar. Bunker pertama memiliki panjang 13,5 meter, lebar 4,1 meter, tinggi 160 sentimeter, dengan dua pintu di bagian depan dan belakang. Lebar pintunya sekitar 116 sentimeter, tinggi 100 sentimeter, kedalaman 490 sentimeter. Pintu tersebut memiliki empat lubang jendela berukuran panjang 56 sentimeter, tinggi 25 sentimeter.
Arah sebelah barat, sekitar 100 meter dari bunker pertama, terdapat bunker ke dua. Ukurannya panjang 5,2 meter, lebar 3, 24 meter, tinggi 170 sentimeter. Kemudian bunker ke tiga terletak sekitar 50 meter ke arah barat dari bunker ke dua. Memiliki panjang 140 sentimeter, lebar 5 meter, dengan satu pintu setinggi 184 sentimeter, lebar 180 sentimeter dengan satu jendela ukuran tinggi 56 sentimeter dan lebar 25 sentimeter.
BACA JUGA: Objek Wisata Pantai di Palabuhanratu Dipredikisi Ramai Pengunjung
Dari pantauan sukabumiupdate.com, dua bunker diantaranya berada persis di dalam komplek Satuan Radar 216 Cibalimbing. Satu lainnya terletak di luar komplek, berbatasan dengan lahan milik warga. Di sekitar bangunan tersebut tumbuh pepohonan dan ilalang, terkesan tidak terawat.
"Bunker tersebut jumlah semuanya ada empat bangunan. Namun yang satu lagi sudah tidak utuh, jaraknya sekitar satu kilometer dari tiga bunker tersebut. Yang masih utuh tinggal tiga," kata Komandan Satrad 216 Cibalimbing Surade, Mayor Lek Panca Prawira, kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (22/12/2018).
Satrad 216 Cibalimbing Surade sudah berupaya merawat tiga bunker tersebut. Hal ini penting dilakukan untuk menjaga warisan sejarah, sebagai sarana edukasi generasi muda dalam mengenal sejarah.
BACA JUGA: Hutan Damar Kadudampit Sukabumi, Lepas Penat Sekaligus Mengenal Elang
"Keberadaan bunker itu merupakan salah satu catatan penting sejarah bangsa kita. Bahwa Jepang pernah membangun kekuatan angkatan perangnya di sini (Cibalimbing - Sukabumi Selatan). Tentunya melalui pertimbangan dan kajian angkatan perang Jepang kala itu. Salah satunya mungkin disini adalah tempat paling aman sebagai pintu keluar atau alternatif jika kekuatan angkatan perang Jepang sudah terdesak di sisi utara Pulau Jawa," tuturnya.
Sementara itu, Kayat (50 tahun), warga Kampung Citaritih, Desa Pasiripis, Kecamatan Surade, berharap pemerintah daerah melalui dinas terkait dapat membantu perawatan bunker. Kayat adalah pemilik lahan berbatasan dengan Komplek Satrad 216 Cibalimbing Surade, dimana terdapat salah satu bunker peninggalan Jepang.
"Kalau dirawat dan ditata akan menjadi objek wisata juga," pungkasnya.