SUKABUMIUPDATE.com - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) drh Slamet berharap di bulan Januari ini sudah ada satu nama dari PKS untuk maju di Pilkada 2020 Kabupaten Sukabumi.
"Diharapkan Januari sudah muncul satu nama dari PKS. Saya sebagai ketua tim pemenangan Pilkada di Provinsi Jabar berharap secepatnya bisa muncul nama itu," kata Slamet saat mengunjungi kantor redaksi sukabumiupdate.com, Senin (30/12/2019).
BACA JUGA: Gantikan Slamet, Pengusaha Furniture Diusung PKS di Pilkada Sukabumi 2020
Seperti diketahui, PKS menjagokan dua kadernya di Pilkada Sukabumi, yakni Anjak Priatama Sukma sosok pengusaha yakni Mukhlis Yusuf.
Slamet menyatakan kader PKS harus masuk dalam kontestasi Pilkada 2020 Kabupaten Sukabumi. Pilihannya menjadi calon bupati dan wakil bupati.
BACA JUGA: PKS Incar Kursi Bupati, Priyo: Marwan dan Adjo Belum Kantongi Syarat Kemenangan
"Kader PKS harus masuk, maka bila tidak masuk opsinya adalah poros ketiga. Saya pikirannya PKS harus menang," kata Slamet yang juga merupakan Tim Pemenangan Pemilukada Wilayah (TPPW) PKS Jawa Barat.
Slamet mengatakan, opsi atau pilihan poros ketiga didasari dengan fakta bahwa hasil survei calon incumbent baik itu Marwan Hamami dan Adjo Sardjono tidak ada yang lebih dari 30 persen.
BACA JUGA: Ditunjuk PKS Maju di Pilkada Kabupaten Sukabumi, Anjak Dekati Marwan dan Adjo
"Maka PKS dengan percaya diri, kita akan berani membentuk poros ketiga. PKS itu gennya adalah gen petarung, ekstrimnya harus membuat poros ketiga, ya PKS siap," tambah Slamet.
Selain hasil survei incumbent yang belum melebihi 30 persen, kata Slamet, dari pengalaman Pemilihan Legislatif (Pileg) lalu PKS berada di urutan kedua. Hal itu menjadi modal besar bagi Pilkada mendatang.
"Catatannya satu, PKS tetap akan menempelkan kadernya, itu pilihan kita. Sehingga bila di kedua poros ini tidak mungkin, maka bisa saja kita bangun poros ketiga," tegas Slamet.
BACA JUGA: Inisiator #2019Gantipresiden Panaskan Mesin PKS Sukabumi Jelang Pilkada 2020
Slamet juga menyoroti merapatnya beberapa partai politik kepada Marwan Hamami menjelang Pilkada 2020. Menurut Slamet merapatnya beberapa partai tersebut belum dapat dikatakan final, sebab keputusan berada di pengurus partai pusat.
"Kalau dari sisi koalisi, peta hari ini adalah rezimnya rezim pusat, tidak bisa partai di daerah bilang kawin (sedangkan) kalau di pusat tidak bisa. Sehingga peluang untuk pecah di daerah itu sangat tinggi," jelas Slamet.
Belum lagi, survei incumbent tidak ada yang lebih dari 30 persen, baik Marwan Hamami maupun Adjo Sardjono. Itu artinya, hingga saat ini semuanya masih cair bagi PKS.