SUKABUMIUPDATE.com – Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Sukabumi menggelar sosialisasi pengawasan partisipatif bagi masyarakat melalui media elektronik radio. Sosialisasi yang dikemas dengan acara talkshow tersebut dilakukan guna mencegah money politik atau politik uang, politisasi sara dan menangkal berita hoax.
Koordinator Divisi SDM dan Organisasi Panwaslu Kabupaten Sukabumi, Nuryamah memuturkan, hal ini dilakukan agar meningkatkan partisipasi masyarakat untuk ikut serta mengawasi seluruh tahapan penyelenggaraan pemilu.
BACA JUGA: Panwaslu Kota Sukabumi Persilahkan Paslon Gelar Bazzar
"Kemarin kita melaksanakan talk show di salah satu radio di Sukabumi, dengan mengangkat tema Tolak dan Lawan Money Politik, berita Hoax dan Politisasi Sara untuk Pilkada 2018 yang berintegritas,” jelasnya kepada sukabumiupdate.com, Kamis (31/5/2018).
Menurutnya, demi menciptakan Pilkada yang berintegritas dan Pemilu yang sukses tanpa ekses, tidak hanya mengandalkan kinerja Badan Pengawasan atau Bawaslu saja melainkan juga partisipasi masyarakat.
"Maka dipandang penting untuk melibatkan masyarakat dalam hal bersama-sama ikut mengawasi seluruh tahapan-tahapan Pemilu, dari mulai tahapan Persiapan sampai tahapan pelaksanaan," tuturnya.
Lebih lanjut Nuryamah menjelaskan, partisipasi masyarakat dalam mengawasi pemilu sebetulnya cukup sederhana, hanya dengan mengetahui tahapan-tahapan pemilu saja maka mereka akan memahami hal-hal yang dilarang dalam Pemilu.
“Jadi ketika nantinya ada pelanggaran, masyarakat bisa menjadi sumber informasi awal yang melaporkan kepada kami untuk nantinya dijadikan temuan atau laporan sehingga bisa segera ditindak lanjuti," ungkap wanita yang akrab disapa Nuri.
Oleh karena itu, sambung Nuri, pentingnya pendidikan politik terutama mengenai pemahaman-pemahaman kepemiluan kepada masyarakat menjadi tugas besar penyelenggara pemilu, dalam hal ini tidak hanya Panwaslu saja.
"Jadi kita harus bersama-sama menjaga pemilu ini agar terhindar dari tindakan-tindakan negatif seperti politik uang dan fitnah dengan mengatasnamakan agama serta berita-berita palsu dengan cara menjadi pemilih cerdas untuk menentukan pilihan dengan dasar nurani bukan karna materi," pungkasnya.