SUKABUMIUPDATE.com - Viral di media sosial tiga orang Warga Negara Indonesia (WNI) asal Jawa Barat, dimana dua diantaranya berasal dari Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Mereka mengaku terdampar di kapal asing jenis kargo pendingin MV Ocean Star 86 selama tujuh bulan lebih. Status pekerjaan mereka pun tidak jelas.
Mereka yang terdampar masing-masing bernama, Guspiyandi asal Palabuhanratu, Dadan asal Bantargadung, Kabupaten Sukabumi dan Naufal Hibatulah warga Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok.
"Kami saat ini berada di Kapal MV Ocean Star 86. Kami sebenarnya yang tanpa status ada enam orang, tiga dari Jawa Barat. Status kami titipan, sudah dari delapan bulan lebih," kata Guspiyandi saat dikonfirmasi melalui aplikasi perpesanan, Jumat (14/8/2020).
BACA JUGA: Nekat Kabur dari Kapal Berbendera China, WNI ABK: Kami Dimaki dan Ditendang
Kabar mereka awalnya viral lantaran beredar sebuah foto tiga WNI asal Jawa Barat memegang tulisan yang ditujukan kepada Presiden RI Joko Widodo. Mereka memang berharap foto tersebut viral dan sampai ke telinga pemerintah.
"Saya udah melapor kesana kemari tapi enggak ada tindakan sama sekali. Kami sudah lapor ke kedutaan tapi hanya dibilang untuk sabar dan sabar," jelasnya.
Guspiyandi, menjelaskan saat ini posisi kapal tengah sandar di Pelabuhan Dhongsan, China. Mereka tidak berani keluar. Permohonan pertolongan sudah diajukan, namun menurutnya diabaikan oleh perwakilan Indonesia.
BACA JUGA: Cerita ABK Indonesia Soal Penyakit Misterius di Kapal Cina
"Saya sudah bekerja sampai selesai kontrak dan tidak mendapat hak-hak saya. Di sini sekarang nasib kami tidak jelas. Saya udah lapor kesana kemari tapi enggak ada tindakan sama sekali. Ke kedutaan sudah, jawabannya hanya diminta sabar," katanya lagi.
Upayanya meminta tolong kepada kapten kapal juga sia-sia. Mereka mengaku kerap dibohongi akan dipulangkan dan disuruh bekerja namun tanpa upah. Bukan hanya untuk makan, untuk mandi saja mereka terpaksa menggunakan sabun pembersih pakaian atau detergen.
"Untuk makan dan peralatan mandi kami mengemis ke pekerja asal Filipina. Kami minta sabun karena konsulat mereka responsif dan mengirimkan makanan dan sabun," pungkas Guspiyandi.