Cerita ABK Indonesia Soal Penyakit Misterius di Kapal Cina

Senin 11 Mei 2020, 03:30 WIB

SUKABUMIUPDATE.com- RF, mantan anak buah kapal atau ABK Long Xin 629, bercerita tentang munculnya penyakit aneh di kapal tempatnya bekerja. Dilansir dari tempo.co, penyakit itu membunuh tiga koleganya sesama ABK asal Indonesia dan berujung pada dilarungnya jasad mereka ke laut.

RF menceritakan penyakit itu mulai muncul di kapalnya sekitar November 2019. Korban pertama yang terjangkit penyakit itu ialah ABK bernama Sepri. Gejala awalnya, kaki Sepri membengkak. Pembengkakan itu lalu menjalar ke betis, paha, badan hingga wajah. Obat-obatan dan infus, kata dia, tak membuat kondisi kawannya itu membaik. “Semua tubuh jadi bengkak,” kata RF saat dihubungi, Sabtu, 9 Mei 2020.

Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan jurusan akuntansi ini menuturkan organ terakhir yang diserang oleh penyakit ini adalah paru-paru. Sepri mengalami sesak nafas hingga akhirnya meninggal pada 22 Desember 2019. Jenazahnya dilarung ke laut pada hari yang sama.

Menurut RF, penyakit serupa juga menjangkiti dua temannya yang lain, Muhammad Alfatah dan Ari. Meninggal dengan gejala serupa dengan Sepri, jasad Alfatah dilarung ke laut pada 27 Desember 2019, sedangkan Ari pada 30 Maret 2020.

RF mengatakan para ABK asal Indonesia sempat memprotes rencana kapten kapal melarung jasad kawan-kawannya ke laut. Para ABK mengusulkan agar jasad itu ditaruh di peti untuk disimpan di lemari pendingin, lalu dibawa ke daratan.

“Itu praktek yang lazim selama saya melaut,” kata pria 27 tahun ini. Tapi kapten kapal menolak dengan alasan khawatir penyakit itu akan menjangkiti ABK lainnya. Selain itu, kata dia, kapten mengatakan jarak daratan terlalu jauh, sedangkan persediaan solar tipis.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Kamis, 7 Mei 2020 mengatakan pelarungan jenazah sudah atas persetujuan keluarga. Kendati demikian, Ia tetap meminta keterangan ini diselidiki lebih lanjut.

Keterangan Menteri Retno berbeda dengan RF yang mengatakan tidak ada persetujuan keluarga itu. “Kata keluarganya sih enggak.”

RF mengaku tak tahu penyebab penyakit yang dialami teman-temannya. Dia menduga penyakit disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat, seperti kerja lebih dari 18 jam sehari, makan-makanan yang tidak layak dan minum dari sulingan air laut. “Setiap saya minum, bangun pagi badan saya terasa sempit, kaya sesak nafas gitu.”

Menurut RF, Kapal Long Xin berhenti mencari ikan ketika penyakit aneh ini mulai menyebar. Para ABK, kata dia, jadi was-was dan khawatir tertular penyakit. Mereka mendesak untuk dipulangkan segera. Kapten kapal Long Xin akhirnya memindahkan ABK Indonesia ke kapal pencari ikan Tian Yu 8.

Kapal Tian Yu 8 ini yang membawa para ABK ke Pelabuhan Busan, Korea Selatan pada April 2020. Sedangkan Kapal Long Xin langsung kembali ke Cina.

Di Pelabuhan Busan, RF kaget karena banyak papan peringatan Covid-19. Ini pertama kalinya ia dan ABK yang lainnya mengetahui bahwa dunia sedang dilanda pandemi Covid-19.

Para ABK dikarantina selama 14 hari sesuai protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19. Di hari kedua karantina, seorang ABK lainnya, Effendi meninggal dengan gejala sesak nafas dan batuk darah. RF ragu penyakit aneh yang menyebar di kapal Long Xin adalah Covid-19. Pasalnya selama 14 bulan berada di kapal itu, tak sekalipun mereka pernah berlabuh.

Sumber: Tempo.co

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkini
Sukabumi20 April 2024, 00:14 WIB

Usai Lebaran, Pasien Membludak di RSUD Palabuhanratu Sukabumi

Humas RSUD Palabuhanratu Sukabumi sebut pasien yang datang rata-rata mengeluhkan penyakit demam, pencernaan, metabolik, serta penyakit dalam.
Kondisi di sekitar IGD RSUD Palabuhanratu Sukabumi, Jumat (19/4/2024). (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi Memilih19 April 2024, 23:48 WIB

Yudi Suryadikrama Respon Perundingan Kebonpedes Soal Dukungan Maju Pilkada Sukabumi

Ketua DPC PDIP Kabupaten Sukabumi, Yudi Suryadikrama merespon pernyataan sejumlah kader partai yang memintanya untuk maju dalam kontestasi Pilkada Sukabumi 2024.
Yudi Suryadikrama Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari
Keuangan19 April 2024, 23:24 WIB

Upaya Bapenda Sukabumi Mudahkan Layanan Perpajakan Bagi Wajib Pajak di Desa

Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri mengatakan inovasi tersebut menekankan pentingnya integrasi sistem administrasi pajak daerah dari tingkat desa hingga kabupaten.
Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri. | Foto: SU/Ilyas (Sumber : SU/Ilyas)
DPRD Kab. Sukabumi19 April 2024, 22:01 WIB

DPRD Minta Bakesbangpol Usut Penyebab Meninggalnya Peserta Seleksi Paskibraka Sukabumi

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar turut berbelasungkawa atas meninggalnya Kayla Nur Syifa saat mengikuti seleksi Paskibraka.
Jenazah siswi SMAN Negeri 1 Cisaat saat akan diberangkatkan dari RSUD Palabuhanratu menuju rumah duka di Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Opini19 April 2024, 21:44 WIB

Menjadi Lelaki Berkualitas: Inspirasi dari Kartini

Sosok Kartini, seorang pejuang kesetaraan gender dari Indonesia pada abad ke-19, memberikan pandangan yang menarik dan relevan, bukan saja bagi perempuan, bahkan bagi kaum laki-laki masa kini.
Dr. Ari Riswanto, M.Pd., MM / Dosen Universitas Linggabuana PGRI Sukabumi/Pengurus DPW Forum shilaturahmi Doktor Indonesia | Foto : Sukabumi Update
Sukabumi19 April 2024, 21:08 WIB

Dinsos Sukabumi Salurkan Program Makan Untuk Lansia Di Tegalbuleud Sukabumi

Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi, bantu salurkan program bantuan makanan bagi lanjut usia (Lansia), yang merupakan program Kemensos RI.
Program makan bagi lansia di Tegalbuleud Sukabumi | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi19 April 2024, 21:04 WIB

Kronologi dan Dugaan Penyebab Meninggalnya Siswi Sukabumi saat Ikut Tes Seleksi Paskibraka

Berikut kronologi dugaan penyebab meninggalnya Kayla Nur Syifa Siswi Sukabumi peserta seleksi Paskibraka.
Suasana rumah duka Kayla Nur Syifa di Desa Cibentang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Asep Awaludin
Life19 April 2024, 20:29 WIB

5 Penjelasan Kenapa Seseorang Mudah Menangis Tanpa Sebab

Ketika seseorang menangis tanpa alasan yang jelas, hal itu seringkali dapat menjadi pengalaman yang membingungkan dan membuat frustrasi.
Kenapa seseorang mudah menangis tanpa sebab | Foto : pixabay/jouycristoo
Sukabumi19 April 2024, 20:11 WIB

Ratusan Buruh Garmen di Cicurug Sukabumi Demo Tuntut Perusahan Bayar Gaji

Ratusan buruh pabrik garmen berdemonstrasi di depan halaman PT Indo Garment Lestari (IGL) tepatnya di Kampung Bojong Pereng, Desa Nyangkowek, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024).
Sejumlah buruh pabrik garmen melakukan aksi demo di depan halaman PT IGL | Foto : Ibnu Sanubari
Sukabumi19 April 2024, 20:05 WIB

Cita-citanya Polwan, Orang Tua Terpukul Kehilangan Kayla Siswi Peserta Paskibraka Sukabumi

Orang tua Kayla Nur Syifa peserta seleksi Paskibraka Kabupaten Sukabumi yang meninggal punya cita-cita jadi Polwan.
Orang tua Kayla Nur Syifa peserta Paskibraka Kabupaten Sukabumi yang meninggal saat diwawancarai sukabumiupdate.com di rumah duka (Sumber : SU/Asep Awaludin)