SUKABUMIUPDATE.com - Dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi geram dengan adanya kejadian menjijikan di Kampung Tenjojaya RT 01/01, Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Dimana kotoran manusia atau tinja yang diperkirakan sebanyak 25 truk tangki dibuang dihalaman sebuah bangunan tua atau jadul.
Kepala Seksi kesehatan Lingkungan Dinkes Kabupaten Sukabumi Dece, menyatakan peristiwa tersebut sangat bertentangan dengan program pemerintah yaitu mewujudkan derajat kesehatan yang optimal melalui Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
BACA JUGA: Izinkan Buang Tinja di Rumah Jadul Tenjojaya Sukabumi, Oknum Warga Dapat Rp 40 Ribu
Dimana dalam STBM tersebut pilar ke satunya adalah Stop Buang Air Besar (BAB) Sembarangan atau yang biasa kita kenal dengan Open Defecation Free (ODF).
Adapun kaitan dengan kejadian pembuangan tinja di Kecamatan Cibadak, Dece menyatakan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) melalui Kasubag TU, petugas kesehatan lingkungan dan bidan desa Puskemas sudah memberikan penyuluhan dan edukasi kepada penjaga rumah jadul tersebut pada Selasa 11 Februari 2020. Pihak puskesmas meminta kegiatan membuang tinja sembarang dihentikan.
BACA JUGA: Tiga Bulan Rumah Jadul Jadi Lokasi Buang Tinja, Pemdes Tenjojaya Sukabumi Siap Gugat Pelaku
"Kegiatan pembuangan tinja tidak dilanjutkan karena ke depan akan berdampak. Kami telah berkoordinasi dengan kecamatan untuk menindaklanjuti hal tersebut," ujar Dece, kepada sukabumiupdate.com melalui sambungan selular, Rabu (12/2/2020).
Yang terjadi di Tenjojaya, Kecamatan Cibadak, kata Dece adalah tinja dari septic tank disedot oleh tangki dan dibuang sembarangan tanpa pengolahan melalui instalasi pengolahan lumpur tinja.
BACA JUGA: Rumah Jadul Bekas Syuting Film Barry Prima di Tenjojaya Sukabumi Jadi Pembuangan Tinja
Menurut Dece, membuang tinja sembarang tentunya akan menimbulkan dampak terhadap status kesehatan penduduk. Hal itu dapat terjadi langsung dan tak langsung.
Adapun efek langsung yang dapat terjadi yaitu incidence penyakit berbasis lingkungan yang ditularkan karena kontaminasi dengan tinja seperti diare, kolera, disentri, dan tifus.
BACA JUGA: Septic Tank Meledak Tewaskan Sopir Mobil Tinja, Ini Kata LIPI
"Kalau efek tidak langsung dari pembuangan tinja berkaitan dengan komponen sanitasi lingkungan seperti menurunnya kondisi kehigienisan lingkungan dan kesehatan masyarakat," pungkasnya.
Maka dari itu, Dinkes menghimbau masyarakat untuk membuang tinjanya ke jamban yang sehat yang dilengkapi dengan septic tank.