SUKABUMIUPDATE.com - Kepala SDN Rambay Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, Eman Suwardi membantah tudingan pihak sekolah menahan rapot siswa yang seharusnya dibagikan hari ini, Jumat (20/12/2019). Eman menyebut ada kesalahpahaman antara pihak orang tua murid dan komite sekolah.
"Salah itu, informasi yang keliru. Tidak benar. Itu ada kesalahpahaman antara komite dengan wali murid, bukan dengan sekolah," ujar Eman saat dikonfirmasi sukabumiupdate.com, Jumat siang.
BACA JUGA: Belum Bayar Udunan Toilet, SDN Rambay Tegalbuleud Sukabumi Sempat Tahan Rapor Siswa
Eman menceritakan awal mula kesalahpahaman itu terjadi saat komite sekolah mengadakan musyawarah untuk membuat kaos tim, dimana seluruh keuangannya diurus oleh komite sekolah.
"Sekarang ada tunggakan konveksi sebesar Rp 2.400.000. Itu kan harus dibayar kontan. Saya malu. Akhirnya kami pinjam uang untuk lunasin. Setelah itu, nanti kalau bagi rapot ingin ketemu orang tua, menagih sisanya," lanjut Eman.
"Tadi pagi rapot dibagikan, komite ada. Kita sudah beri tahu harus lunas sebelum libur. Bendahara komite di situ bilang mohon dilunasi karena sekolah punya utang. Ada yang wali murid yang bayar, yang lain belum datang, rapot belum dikasih semua. Enggak tahu siapa yang ngadu, tiba-tiba komite marah-marah ke sekolah. Harusnya dibicarakan baik-baik dengan wali murid," sambungnya.
BACA JUGA: Sampul Rapor Dinilai Mahal, Orangtua Murid SD Negeri di Sukaraja Kabupaten Sukabumi Protes
Masih kata Eman, besaran uang yang diminta oleh pihak komite sekolah kepada wali murid bervariatif, mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 80.000. Bahkan pada saat pembagian juga ada pihak wali murid yang membayar tanpa keberatan.
"Jadi bukan MCK (toilet), tapi kaos tim. Ada utang ke konveksi. Karena ada yang bayar, ada yang belum. Tadi itu bahkan baru dibagikan rapot kelas I, belum semua. Ssaya juga enggak habis pikir bisa sampai ada adu mulut segala. Sampai menuduh ada pungli segala. Harusnya ini bisa dibicarakan baik-baik," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah orang tua dan wali murid SDN Rambay memprotes sekolah yang dituding menahan rapot dengan alasan belum membayar iuran MCK (Toilet) sebesar Rp 80.000. Sempat terjadi adu mulut antara pihak wali murid dengan salah seorang guru.