SUKABUMIUPDATE.com - Korban pergerakan tanah di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, sudah menghuni Huntara atau Hunian Sementara yang dibangun di Kampung Rancabali. Korban pergerakan tanah ini menghuni Huntara sejak akhir September 2019.
Sukabumiupdate.com melihat langsung keadaan Huntara yang dihuni sebanyak 74 Kepala Keluarga (KK). Adapun, jumlah korban yang terdampak pergerakan tanah sebanyak 160 KK.
BACA JUGA: Semangat Abah Encep di Balik Huntara Pergerakan Tanah Kertaangsana
Huntara tersebut berkelir jingga dan biru dengan satu pintu juga satu jendela. Atapnya menggunakan rangka baja ringan.
Ruangan dalam Huntara yang dihuni korban pergerakan tanah Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi.
Ahmad (62 tahun) adalah salah seorang penghuni Huntara tesebut. Dengan ruangan yang terbatas ini, Ahmad harus berbagi ruang dengan barang-barang serta perabotan rumah. Kendati Huntara tak senyaman rumah, Ahmad yang tinggal bersama istrinya ini bersyukur.
"Ya kalau sekarang bersyukur aja, mau gimana lagi namanya juga musibah," ungkapnya kepada sukabumiupdate.com, Minggu (20/10/2019).
BACA JUGA: Huntara Korban Pergerakan Tanah Kertaangsana Dibangun Ulang
Tinggal di Huntara, Ahmad mengaku tak kesulitan air. Namun untuk toilet umum yang tersedia cukup terbatas sehingga harus mengantri. "Kalau air sih kita Alhamdulillah gak kekeringan, karena pakai sumur bor. Tapi ya karena disini toilet umum jadi kalau pagi suka ngantri," ungkap Ahmad.
Ahmad sangat berharap kepada pemerintah untuk segera memberikan hunian tetap baginya dan warga yang terdampak peregerakan tanah Kertaangsana.
"Rencana pindah mah ada, cuman mau pindah ke mana lagi rumah yang disana kan ancur. Mudah-mudahan dalam dua tahun kedepan, pemerintah bisa buatkan rumah permanen. Kalau emang tidak dibuatkan mau tidak mau harus bertahan aja disini," pungkasnya.