SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Umum Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Sukabumi, Isep Ucu Agustina menilai warisan Orde Baru (Orba) belum benar-benar hilang dari Indonesia.
BACA JUGA: Mahasiswa Kendari Tewas Saat Demo, IMM Sukabumi Akan Lakukan Hal Ini
Hal itu, kata Isep, menyusul adanya insiden tewasnya Randi, mahasiswa Universitas Haluoleo (UHO) Kendari pada Kamis, 26 September 2019 sekitar pukul 15.30 WITA dan dinyatakan meninggal 15.44 WITA. Randi diduga tewas terkena tembakan peluru tajam di dada kanannya.
"Pertama-tama kami mengucapkan turut turut berduka cita atas meninggalnya Randi yang sedang melaksanakan aksi di depan DPRD Kendari. Ini bukti kalau orba belum benar-benar hilang dari Indonesia. Masih ada benih-benih orba muncul," kata Isep kepada sukabumiupdate.com, Jumat (27/9/2019).
BACA JUGA: Mahasiswa Kendari Tewas, Dokter Pastikan Akibat Tembakan di Dada
Informasi yang dihimpun, Randi semasa hidup aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan ekstra kampus. Sebelumnya diberitakan Randi adalah kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Namun belakangan diketahui, almarhum Randi juga merupakan kader aktif di PMII.
"Ini harus ada evaluasi untuk pihak kepolisian dalam pengamanan massa aksi. Jangan sembarangan mengeluarkan peluru, kalau memang ternyata terbukti itu peluru dari aparat keamanan pada saat itu. Jangan pula dikembalikan ke era 1998, karena mahasiswa hari ini jauh berbeda dengan tragedi 1998. Waktu itu riil melawan pemerintah yang otoriter," lanjut Isep.
BACA JUGA: Seorang Mahasiswa Kendari Tewas Diduga Diterjang Peluru Tajam
Ia menegaskan mahasiswa bukan musuh aparat kepolisian sehingga harus melakukan tindakan-tindakan represif. Sebaliknya, aparat kepolisan harus bisa menjaga, melindungi dan mengayomi sesuai dengan slogannya.
"Sekali lagi, kalau memang benar adanya peluru yang mengakibatkan Randi meninggaldunia itu dari oknum kepolisian, tolong usut tuntas siapa pelaku penembakannya. Kapolda Sultra harus bertanggung jawab dalam insiden ini. Kalau bisa, sebaiknya dicopot saja. Persoalan ini akan menimbulkan citra yang kurang baik terhadap lembaga Polri kalau dibiarkan," tandas Isep.