SUKABUMIUPDATE.com - Selain insiden bus, pemberangkatan Jemaah Haji Kloter 37 Kota Sukabumi pada hari Selasa tanggal 16 Juli 2019 silam ternyata juga diwarnai aksi pemasangan spanduk bernada ironis. Ada kurang lebih empat orang memegang spanduk bertuliskan "Ya Allah, Tunjukanlah Azabmu di Tanah Suci Mekkah bagi orang yang merampas harta warisan anak yatim", berdiri di bundaran Tugu Adipura, menghadap ke Gedung Juang 45, lokasi pemberangkatan haji Kota Sukabumi.
BACA JUGA: Insiden Bus Rombongan Haji Kota Sukabumi, Keluarga Hani: Saatnya Penyelenggara Introspeksi
Merasa aksinya tidak mendapat perhatian publik yang saat itu tersedot ke insiden berdarah di pintu gerbang Gedung Juang. Perwakilan peserta aksi menemui dan menyerahkan berkas terkait latar belakang aksi tersebut ke wartawan yang meliput pemberangkatan haji termasuk sukabumiupdate.com.
Aksi ini ternyata dipicu permasalahan keluarga. Kepada sukabumiupdate.com perwakilan keluarga pemasang spanduk Aris Munadar menegaskan aksi tersebut terpaksa dilakukan karena tidak punya pilihan lain.
BACA JUGA: Penjelasan Puskesmas Ciracap Soal Calon Haji Batal Berangkat Karena Hamil
Ditemui di rumah keluarga Sulaeman di Kampung Ciseupan RT 02/03 Kelurahan Limusnunggal, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi, Aris menegaskan aksi dilakukan sebagai peringatan kepada pamannya sendiri UJ yang berangkat haji pada hari itu bersama rombongan kloter 37.
"Ini sebetulnya masalah keluarga. Kami sebetulnya tidak ingin ini diketahui publik dan terpublikasi, berharap ada penyelesaian kekeluargaan. Tapi karena sudah berlangsung dari tahun 2016 dan tidak ada penyelesaian sampai sekarang. Malah terakhir paman saya yang berangkat haji ini kesannya menantang,” ungkap Aris, hari Rabu tanggal 27 Juli 2019.
Masalah ini dipicu penjualan lahan warisan keluarga. Aris dan keluarganya menanggap penjualan tanah warisan yang dilakukan UJ tidak fair.
“Bisa dilihat dalam berkas itu, kami sudah mengambil banyak langkah hukum tapi hingga sekarang belum ada titik temu. Mulai dari laporan polisi hingga gugatan ke Kantor Kementerian Agama Kota Sukabumi, tapi sampai saat ini masih mengambang,” tegas Aris.
Hal ini menjadi alasan utama Aris menggelar aksi pasang spanduk di hari pemberangkatan haji Kota Sukabumi. “Pesannya kami serius ingin menyelesaikan masalah keluarga ini,” pungkasnya.
BACA JUGA: Ini Daftar Identitas Korban Insiden Bus Jemaah Haji Kota Sukabumi
Diwawancarai terpisah, AG (21 tahun) mewakili keluarga UJ menegaskan tidak terima dengan aksi yang dilakukan Aris dan keluarga Sulaeman. Menurut AG permasalahan keluarga semacam ini tidak harus muncul ke khalayak umum.
"Pihak sebelah malah dibawa ke umum, malah di bawa bawa ke jalur hukum. Sebetulnya kami dari pihak sini sudah mau musyawarah, mau diselesaikan. Namun saya juga tidak tahu kenapa malah makin dipublikasikan," kesalnya.
"Saya merasa tidak enak, saya tidak terima atas kejadian tersebut. Karena di saat pemberangkatan jemaah haji itu ada empat orang yang memasang spanduk dengan tulisan yang kurang mengenakan juga. Sebetulnya tidak perlu seperti itu," imbuh AG.
BACA JUGA: Jadi Tersangka Insiden Bus Jemaah Haji Kota Sukabumi, Sopir: Maafkan Kelalaian Saya
Ia menilai, aksi yang dilakukan di Bundaran Tugu Adipura pada saat pemberangkatan haji adalah upaya memancing emosi agar pihaknya kesal dan berbuat kekerasan. "Tapi kenyataannya tidak seperti itu, kita tidak terpancing. Buat apa juga. Ini mah tetap permasalahan keluarga, jadi sebetulnya tidak perlu dipublikasikan," tandas AG.
Hingga berita ini diturunkan, redaksi masih berusaha meminta konfirmasi pihak terkait khusus Kantor Kementrian Agama Kota Sukabumi.