SUKABUMIUPDATE.com - Emih (79 tahun) pemulung rongsokan warga Kampung Babakan RT 01/08 Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, terpaksa harus tinggal bersama keluarganya. Rumah tidak layak huni (RTLH) yang ditempatinya hancur diterpa angin kencang dan hujan beberapa waktu lalu.
Hanya sisa puing-puing bangunan dari bilik dan kayu, barang-barang pun tak banyak yang bisa diselamatkan. Sebelum rumah berukuran 6 x 5 ambruk, Emih hanya tinggal seorang diri. Sedangkan kedua anaknya sudah berkeluarga dan sesekali mengunjunginya.
"Ambruknya sekitar semingguan yang lalu lah. Saat kejadian emak lagi di rumah, dapurnya kedengeran krek kemudian lari ke rumah sodara, nginep. Pas pulang rumah sudah ambruk," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Senin (4/2/2019).
Emih mengaku, tidak bisa memperbaiki RTLH miliknya ambruk tersebut. Pasalnya untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya saja hanya mengandalkan pemberian dari anak-anaknya dan memulung rongsokan dari pintu kolam pengendap Zuevring Bak.
BACA JUGA: Nenek Huni Rumah Reyot di Kebonpedes: Mudah-mudahan Bupati Bisa Bantu
"Rongsokan yang didapat paling banyak 10 kilogram di jual perkilogramnya Rp 2 ribu, lumayan buat jajan dan menutupi kebutuhan sehari-hari. Kalau memngandalkan anak-anak kasian, mereka juga punya keluarga," katanya tegar.
Emih berharap, Pemerintah Kabupaten Sukabumi dapat memberikan bantuan untuk membangun kembali rumahnya yang ambruk. "Pengenya bagus lagi, pengen punya rumah lagi mudah-mudahan ada bantuan membangun rumah ambruk ini," pungkasnya.