SUKABUMIUPDATE.com - Bangunan Puskesmas BLUD Sagaranten, Kabupaten Sukabumi yang sejak bulan Agustus 2018 lalu mengalami perbaikan hingga kini kondisinya belum dapat digunakan. Kondisi gedung yang terlihat baru 50 persen ini bahkan belum memiliki atap.
Disisi lain, terlihat antrean pasien di sebuah bangunan sederhana beratapkan terpal, yang mengantre untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Tak hanya itu, antrean pasien yang ada di kasur rumah sakit juga terlihat menumpuk di lorong-lorong yang berdesakan dengan lalu lalang petugas kesehatan.
Dari bangunan yang yang sedang direnovasi hanya terlihat beberapa pekerja yang hilir mudik namun tak terlihat ada pekerjaan yang signifikan. Bahkan papan proyek yang seharusnya berada di depan lokasi pekerjaan tak dapat terlihat.
Wawan Ruswandi, salah seorang petugas di Puskesmas BLUD Sagaranten mengatakan, perbaikan gedung tersebut sudah dilakukan sejak Agustus 2018 lalu yang seharusnya selesai pada bulan Desember.
"Pekerjaannya kan harusnya 120 hari, namun hingga saat ini belum selesai. Padahal kondisi ini sangat mempengaruhi pelayanan kami pada pasien karena jadi tidak maksimal," ungkap Wawan yang mengaku mewakili manajemen Puskesmas BLUD pada sukabumiupdate.com, Selasa (8/1/2019).
Wawan juga menyesalkan pihak kontraktor yang seolah tidak bertanggung jawab dengan kondisi tersebut. Meski pihaknya sudah beberapa kali membuat laporan visum dan melaporkannya pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi.
BACA JUGA: Pembangunan Puskesmas Sagaranten Sukabumi Mangkrak, Pasien Terdampar di Lorong
"Sebelumnya kami sempat menempati Gedung RSUD untuk menanggulangi masalah ini, namun kami punya beban baru. Pasalnya pasien banyak yang menyangka jika managamen kami adalah manajemen RSUD," sambung Wawan.
Puskesmas BLUD Sagaranten yang memiliki pelayanan poli umum, rawat inap dan KIA ini menjadi sentral pelayan dari enam kecamatan, yang terdiri dari Kecamatan Sagaranten, Cidolog, Cidadap, Curug Kembar, Pabuaran dan sebagian Kecamatan Tegal Buleud. Sangat jelas jika kondisi bangunan yang tak kunjung selesai mempengaruhi tingkat pelayanan bagi masyarakat.
"Selain pelayanan yang terganggu, akibat mangkraknya pembangunan disini juga mempengaruhi kondisi pasien yang terpaksa mengisi ruangan yang tidak layak," tandasnya.