SUKABUMIUPDATE.com - 12 atlet surfing asal Sukabumi yang Selamat dari tsunami Banten mendapat begitu banyak pelajaran berharga dari bencana yang terjadi, Sabtu (22/12/2018) malam itu. Penghobi olah raga air yang tergabung dalam Sukabumi Surfing Association (SSA) berada di kawasan Pantai Carita, Kabupaten Pandeglang, untuk menghadiri Carita Surfing Festival. Kegiatan ini digelar sejak beberapa hari sebelum kejadian tsunami terjadi.
Ketua Sukabumi Surfing Association (SSA), Diki Zulfikar (46 tahun) mengungkapkan, sempat trauma dengan bencana tersebut tapi hal itu sudah mulai hilang. Maka dari itu, dirinya beserta anggota SSA tidak akan kapok untuk kembali berselancar di lautan.
Bencana tsunami tersebut bagi Diki dan anggota SSA menjadi pengalaman yang sangat berharga untuk lebih waspada lagi ke depannya. Ia mengaku, sekarang lebih bisa membaca situasi dan tahu apa yang harus dilakukan ketika bencana tersebut terjadi lagi.
"Saya jadi tahu pantai yang aman dan yang tidak itu seperti apa, jika terjadi tsunami langkah evakuasinya seperti apa, dan apa yang harus dilakukan setelah bencana itu terjadi," ungkapnya.
Rombongan SSA tiba di Sukabumi pada hari Senin (24/12/18) lalu.
Pada hari Minggu (23/12/18) malam, Diki beserta 11 rombongan SSA lainnya mengadakan rapat dan meminta teman dari Jakarta untuk menjemput mereka. Cuaca semakin buruk, hujan deras yang terus menerus mengguyur selain itu aktivitas Anak Gunung Krakatau pun meningkat.
"Kita rasa harus segera pulang, karena kondisi di sana sudah tidak nyaman, kita akhirnya minta bantuan untuk angkut kendaraan kita yang mogok. Ada teman dari Jakarta jemput kita di Serang," kata Diki.
Sambil menunggu temannya dari Jakarta itu, Diki bersama anggota SSA mencoba memperbaiki mobil yang mogok karena mesin terendam air laut. Setelah beberap jam diperbaiki, akhirnya mobil Toyota Avanza itu hidup. Teman Diki dari Jakarta pun tiba di lokasi penjemputan di daerah Serang, dengan membawa dua mobil, satu diantaranya mobil bak terbuka digunakan mengangkut motor milik anggota SSA yang rusak dihantam tsunami. Mereka pun tiba di Palabuhanratu.
"Alhamdullilah sudah kembali pulang ke rumah dengan selamat," jelasnya.
BACA JUGA: Cerita Keluarga Asal Cidahu Sukabumi Selamat dari Tsunami, Air Surut Tersedot ke Lautan
Diki mengungkapkan, bahwa masih banyak warga di daerah bencana yang membutuhkan bantuan terutama suplai air bersih.
Menurutnya, meskipun kawasan Anyer tidak terkena dampak yang terlalu parah namun banyak masyarakatnya yang masih bertahan di atas bukit atau gunung.
Hal tersebut menjadikan suplai bantuan kepada masyarakat Anyer tidak sebanyak bantuan yang ke daerah Pantai Carita dan Pandeglang yang merupakan daerah terparah dampak tsunami Banten.
"Masyarakat Anyer yang bertahan di atas belum mendapatkan bantuan. Puing-puing bangunan pun masih berantakan di sekitaran kawasan dampak bencana, meskipun sejumlah alat berat sudah mulai masuk ke beberapa titik dampak bencana," tukasnya.