SUKABUMIUPDATE.com - Terlihat gontai. Langkah seorang anak lelaki berusia 11 tahun dengan kaki dan tangan yang tak biasa itu, terlihat berat. Tatapan matanya yang kosong seperti menghitung laju kendaraan yang lewat di depannya.
Sesekali Ia menghampiri teman dan bencengkrama. Namun tak lama, Ia kembali bersandar pada tembok sebuah mini market di Jalan Citepus, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Tak jauh dari komplek pusat Pemerintahan Kabupaten Sukabumi.
Ahoy! Terdengar seorang anak lainnya memanggil bocah lelaki itu. Rupanya, Ahoy adalah panggilan akrab bagi anak difabel yang memiliki nama asli Rasya tersebut.
"Mamah kerja ke Taiwan," singkat Ahoy saat sukabumiupdate.com mengajaknya berbincang, Selasa (18/12/2018).
BACA JUGA: Kisah Pilu Utih, TKW Asal Sukabumi yang Dipukuli Majikan di Malaysia
Ahoy kemudian bercerita tentang kisah hidupnya. Ia mengaku sudah tiga bulan ditinggal ibunda yang sempat meminta izin untuk bekerja di luar negeri.
Sementara soal ayah, Ahoy tidak bercerita banyak. Ia mengaku tidak pernah bertemu, setelah ibu dan ayahnya berpisah.
"Ahoy cuma kangen mamah," kata Ahoy dengan suara yang kurang begitu jelas.
Saat ini, Ahoy dirawat oleh keluarga Asep Dadun Kohar (44 tahun). Dia adalah pemilik kontrakan yang pernah dihuni Ahoy bersama ibunda selama beberapa tahun.
Sekitar 2 bulan terakhir, Ahoy tinggal di rumah Asep yang memiliki seorang istri dan empat anak.
"Ibu Ahoy sempat mengontrak di tempat saya. Tiga bulan lalu keluar dari kontrakan namun meninggalkan Ahoy dan malah menitipkan Ahoy ke tetangga yang lain," kata Asep.
Sebelum tinggal di rumahn Asep, Ahoy sempat terlantar. Tak jarang, karena kondisinya yang difabel, Ahoy dimanfaatkan anak-anak lain yang lebih tua darinya untuk meminta-minta di depan mini market.
"Saya prihatin setelah saya sering menemukan dia terjerumus ke pergaulan bebas. Bahkan sempat jam tiga malam Ia masih berkeliaran bersama anak yang dewasa," sambungnya.
BACA JUGA: Kisah Pilu Janda di Desa Berekah Sukabumi yang Rumahnya Terbakar, Hanya Tersisa Baju di Badan
Asep mengaku sudah mencoba mengarahkan Ahoy dan mendidiknya. Namun Ia kesulitan dan menillai Ahoy perlu mendapatkan pendidikan khusus.
Saat ini, Ahoy tercatat sebagai siswa kelas III di SDN Citepus. Namun sekarang Ia sering bolos sekolah.
Di sisi lain, Asep mengaku sudah kehilangan kontak dengan ibunda Ahoy. Asep tak tahu dimana keberadaannya.
"Saya berharap pihak pemerintah memberikan perhatian pada Ahoy untuk pendidikan dan tumbuh kembangnya," pungkas Asep.