SUKABUMIUPDATE.com - Utih (53 tahun). Sosok warga Kampung Cimapag RT 04/09, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi ini sempat viral di dunia maya. Ia adalah Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang mengalami penyiksaan oleh majikannya di Malaysia.
Utih dipulangkan ke rumah anaknya di Kampung Ranca Renghas, RT 02/09, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Sabtu 8 September 2018. Dia menceritakan kisah pilunya selama bekerja di negeri jiran.
"Awalnya selama satu hingga enam bulan kerja, saya tidak diperlakukan kasar. Tapi setelah itu, saya sering dipukuli oleh majikan. Juga ditendang dan dijambak," kata Utih ditemui sukabumiupdate.com, Selasa (11/8/2018).
Utih berangkat menjadi TKW di Malaysia pada Maret 2017. Ia terpaksa jadi TKW untuk membantu suami, menghidupi keluarga.
Tindak kekerasan kerap dialami Utih hanya karena kesalahan-kesalahan sepele. Awalnya, hanya karena mencuci handuk menggunakan mesin cuci.
"Saya lupa tanggal berapa tepatnya. Tapi waktu itu, malam harinya saya dipanggil sama majikan yang laki dan perempuan," tutur Utih.
"Saya langsung dipukuli sampai enggak sadarkan diri. Tahu-tahu, pas sadar udah ada di dapur," tambah Utih.
BACA JUGA: Soal Penyiksaan TKW Asal Simpenan, Ini Tanggapan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi
Perlakuan keji sang majikan kerap diterimanya, sekitar dua hingga tiga kali. Rutin, seperti minum obat.
Hingga akhirnya selama kurang lebih satu tahun, perlakuan majikan diketahui oleh anggota keluarga majikannya sendiri. Beruntung, ayah dan kakak dari majikan tak sama-sama jahat.
"Saya langsung diantar sama bapaknya majikan dan kaka majikan istri ke agen karena mereka kasihan. Mata saya sudah bengkak, bengkak. Administrasinya diurus, hingga akhirnya saya dipulangkan dan tiba di rumah Sabtu kemarin," pungkasnya.
BACA JUGA: Utih, TKW Asal Simpenan Sukabumi Disiksa Anak dan Menantu Majikan di Malaysia
Suami Utih, Idim (54 tahun), bersyukur atas kepulangan istrinya. Ia berterimakasih kepada semua pihak yang membantu proses pemulangan.
"Terima kasih kepada aparat terkait yang telah membantu kepulangan istri saya," kata Idim.
"Cuman saya belum puasnya, sampai hari ini belum menerima asuransi. Hanya menerima sisa gaji dan kompensasi yang tidak senilai. Saya akan mengajukan terkait asuransi kekerasan tersebut," terangnya.