SUKABUMIUPDATE.com - Niat Tati Maelati, Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 1 Pamuruyan menghukum siswanya malah berujung masalah. Sang kepsek memaksa 11 siswanya ini untuk merokok, tindakannya dilakukan dengan alasan memberi hukuman kepada siswa karena ketahuan merokok.
Para siswa itu diminta menghisap rokok di ruang guru dan disaksikan para guru. Salah seorang guru memvideokan hingga videonya beredar luas di grup WhatsApp. Orang tua siswa yang kena hukuman pun emosi dan menuntut kepsek bertanggung jawab terhadap kondisi psikologis siswa dan meminta maaf.
Tati mengungkapkan, awal mula dari peristiwa yang terjadi pada Sabtu (3/11/2018) ini. Menurut dia pada awalnya ada guru yang melapor bahwa siswa kelas VI ada yang merokok. Para siswa kelas VI ini lalu dikumpulkan di kantor guru dan ditanyai. Siswa ini dibujuk hingga mengaku pernah merokok, satu batang hingga beberapa isap saja. Tak hanya mengaku merokok, para siswa itu menyebutkan kalau teman-temanya yang merokok itu banyak. Siswa ini menyebutkan nama dan kelas siswa yang merokok hingga jumlah seluruhnya 39 siswa. Mereka siswa kelas VI sampai kelas II.
BACA JUGA: Soal Kepsek SDN 1 Pamuruyan Paksa Siswa Merokok, Bupati Sukabumi Siap Beri Sanksi
Tati lantas membeli rokok untuk membuktikan siswanya yang merokok, hanya 11 siswa yang merokok saat itu. Soal video tersebut dibuat hanya untuk dokumen sekolah tanpa ada niat apapun apalagi menyebarkannya.
Menurutnya, kejadian itu tak berlangsung lama karena setalah itu ia meninggalkan ruangan untuk mengurus siswa. Tak berselang lama, datang orang tua siswa dan marah-marah ke dirinya.
<iframe src="//www.youtube.com/embed/VQOoeoA2Bys" width="315" height="314" allowfullscreen="allowfullscreen"></iframe>
"Hari itu juga, ada wali murid yang datang dan marah-marah. Katanya, saya mempermalukan anaknya, dengan menyuruh merokok dan memvideokan lalu mengsharekan video tersebut. Ternyata, ada guru yang mengshare video tersebut ke orang tua murid. Itu kesalahan saya. Niatnya, untuk mendidik anak-anak supaya kedepannya lebih baik. Namun, cara yang saya lakukan itu salah,” ungkap Tati.
Tati menyatakan pihak sekolah memohon maaf kepada seluruh orang tua siswa untuk hukuman yang diberikan kepada anak didiknya. Ia pun mengaku khilaf dan tidak akan terjadi hal serupa.
”Saya memohon maaf, kepada seluruh orangtua dan siswa,” lirihnya.