SUKABUMIUPDATE.com - Wakil Wali Kota Sukabumi, Andri Hamami mendapati masih banyak kasus penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif (Napza) di Kota Sukabumi. Hal itu Andri paparkan saat menghadiri bimtek pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi eks pengguna Napza Senin (8/10/2018) di Kantor Dinas Sosial (Dinsos) Kota Sukabumi.
"Ya kalau kita lihat kan di Kota Sukabumi masih banyak pengguna Napza. Tapi yang disentuh oleh Dinas Sosial hanya yang kalangan ekonomi menengah ke bawah. Yang ekonominya menengah ke atas, mereka bisa merehabilitasi sendiri," ujar Andri.
Pantauan di lapangan, belasan remaja yang disebut-sebut eks pengguna Napza di Kota Sukabumi diberi pembekalan keterampilan memperbaiki handphone rusak menjadi layak pakai.
BACA JUGA: Kabar Penculikan Tersebar di Medsos, Wali Kota Sukabumi Ingatkan Masyarakat Hal Ini
"Ini akan menjadi satu barometer, ketika mereka mendapatkan pelatihan, pede-nya muncul. Kan biasanya mah kalau kita memahami para pengguna Napza itu karena kegalauan. Ketika dia memakai, asa pangjagona. Baik itu minuman, obat-obatan terlarang, psikotropika dan sebagainya. Umumnya seperti itu," kata Andri kepada sukabumiupdate.com, usai bimtek.
Orang nomor dua di Kota Sukabumi itu bahkan menyebut ada ribuan pengguna Napza di Kota Sukabumi setelah melihat Lembaga Permasyarakatan (Lapas) yang masih banyak terdapat warga binaan kasus Napza.
"Jumlahnya hampir 70 persen. Ini kan kita prihatin. Walaupun Kota Sukabumi ini kecil, tapi banyak kasus Napza. Ini harus kita perangi. Sekarang kita coba merangkul mereka," lanjut Andri.
BACA JUGA: Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi Minta Diingatkan Masyarakat
"Kita sekarang masih banyak yang di jalan-jalan itu, pengamen-pengamen. Aduh. Kita hampir setiap hari di Taman Baca Lapang Merdeka menemukan lem aibon. Itu yang harus ditangani. Karena kalau mereka menjadi pengguna, itu mengganggu. Itu masalahnya," sambungnya.
Sebagai solusi, masih kata Andri, ia juga berencana melibatkan psikiater untuk menangani permasalahan Napza serta masalah-masalah sosial lainnya di Kota Sukabumi, supaya penanganan bisa lebih komprehensif.
"Rata-rata mereka kan galau. Punya masalah keluarga. Makannya lewat program kita, ada tentang ketahanan keluarga. Lakukan pendekatan-pendekatan. Bila perlu, kita libatkan psikiater. Kepala dinasnya juga harus merangkul. Tidak saja karena target anggaran harus tercapai," tutup Andri.