SUKABUMIUPDATE.com - Ratusan guru honorer menggelar istighosah dan doa bersama serta melaksanakan shalat dhuha di masjid Agung Palabuhanratu, disela aksi mogok mengajar, Jumat (21/9/2018).
Ketua Forum Komunikasi Honorer Guru dan Tenaga Kependidikan Gelora Samudera, Ichsan Hakim mengatakan kegiatan tersebut merupakan aksi tindak lanjut dari aksi damai yang dilaksanakan di lapangan korpri Cisaat, Rabu (19/9/2018) lalu.
"Kegiatannya Istigosah doa bersama dengan berharap pak Bupati Sukabumi bisa terbuka hatinya untuk memuluskan keinginan kami," ujar Ichsan Hakim kepada sukabumiupdate.com di sela acara doa bersama.
Ichsan aksi ini dilakukan di masjid Agung Palabuhanratu agar bisa terlihat dan menjadi perhatian pemerintah daerah.
BACA JUGA: Pelajar SDN 1 Purwasari Sukabumi Doakan Guru Honorer Agar Tujuannya Tercapai
"Kalau dilakukan di tempat masing-masing tidak terlihat aksinya. Alhamdulillah untuk wilayah Palabuhanratu yang sudah hadir setelah diundang yakni Cisolok, Cikakak, Simpenan, Palabuhanratu, dengan diperkirakan 300 orang hadir hari ini," jelasnya.
Ichsan menuturkan ada sejumlah tuntutan dalam aksi mogok mengajar ini yang ditujukan kepada pemerintah pusat melalui kepala daerah, yakni dicabutnya PermenPANRB nomor 36 tahun 2018. Tuntutanya lainnya kepada pemerintah daerah meminta SK pengangkatan ataupun SK penugasan dari bupati. Kemudian penghasilan yang layak juga tunjangan kesehatan yang dianggarkan dari RAPBD atau APBD.
Ichsan menegaskan aksi mogok mengajar akan berlangsung hingga Selasa (25/9/2018) nanti. Sebelum ada keputusan dari Bupati Sukabumi yang memihak kepada guru honorer, maka aksi akan terus berlanjut.
"Insya Allah nanti Senin kita juga bakalan mengadakan aksi serupa dengan kegiatan yang sama disini dan diperkirakan mencapai 500 orang guru hadir sebelum ada keputusan," pungkasnya.
BACA JUGA: Apabila Tak Ditanggapi, Guru Honorer Kalibunder Sukabumi Ancam Demo Besar-besaran
Sementara itu, Asep Abdurahman salah seorang guru honorer mengungkapkan aksi tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada honorer dan kurangnya perhatian terhadap para guru honorer.
Meski disisi lain, guru honorer di SDN Sirnarasa, Desa Cibodas, Kecamatan Palabuhanratu ini tak tega meninggalkan anak didiknya.
"Secara pribadi dilematis, di satu sisi meninggalkan kewajiban mengajar disisi lain kami pun punya hak untuk diperhatikan dengan serius guna terwujudnya pendidikan berkualitas," singkatnya.