SUKABUMIUPDATE.com - Peri Pirmansyah (17 tahun). Seorang bobotoh asal Kampung Tabrik Cadas Sasak Dua RT 2 RW 3, Desa Caringin, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi ditemukan meninggal dunia di sebuah rawa di Kabupaten Bandung. Ia sempat dikabarkan hilang setelah menonton laga Persib vs Arema di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
Ibunda Peri, Yati Nurhayati (53 tahun), terakhir kali berkomunikasi dengan Peri sebelum berangkat ke Bandung, Rabu 12 September lalu siang. Saat itu, Peri meminta izin untuk menonton laga Persib di Bandung.
"Katanya sama sponso dari Pasar Cicurug. Pas berangkatnya malah enggak ketemu," kata Yati ditemui sukabumiupdate.com di rumahnya, Rabu (19/9/2018).
Yati sempat tidak mengizinkan anaknya untuk berangkat ke Bandung. Itu adalah kali pertama dan terakhir, Peri menonton Persib di stadion.
"Waktu itu berangkatnya malam, saya sudah tidur," tutur Yati.
Sehari kemudian, Yati mendapati anaknya tak kunjung pulang ke rumah. Ia tak curiga, menyangka Peri menginap di rumah rekannya. "Karena biasanya juga suka nginap. Sampai akhirnya ada kabar bahwa anak saya hilang," tutur Yati.
BACA JUGA: Bobotoh Cicurug Sukabumi Ditemukan Meninggal di Bandung, Keluarga Tak Curiga Dibunuh
Yati kemudian meminta kakak Peri untuk mencari anak ke delapan dari sepuluh bersaudara itu. "Waktu itu kata saya, gimana ini anak hilang, sponsornya enggak ada, yang bawanya enggak ada. Kata kakaknya sudah diurusin," imbuh Yati.
Ia pun meyakinkan bahwa Peri berangkat ke Bandung dalam kondisi sehat. Hingga akhirnya ada kabar penemuan jenazah di sebuah rawa di Bandung yang dipastikan adalah Peri.
"Anak saya itu sehat. Walau pun badan kecil tapi sehat enggak pernah sakit," kata Yati.
BACA JUGA: Sempat Hilang, Bobotoh Asal Cicurug Sukabumi Ditemukan Meninggal Dunia di Bandung
Untuk diketahui, jenazah Peri ditemukan di sebuah rawa di Kampung Babakan Rahayu RT 2 RW 9, Desa Sukamanah, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Kondisinya sudah dalam keadaan membengkak.
Karena polisi menyebut tak ada hal mencurigakan, pihak keluarga pun menandatangani surat pernyataan yang menyatakan tidak akan menuntut siapapun atas meninggalnya Peri. Poin lainnya, meninggalnya Peri dinyatakan sebagai musibah, dan keluarga menolak dilakukan otopsi. Surat ditandangani Andriyani sebagai kakak kandung Peri, serta pengurus Viking pusat dan Ketua Viking Cicurug.
Jenazah anak ke 8 dari 10 bersaudara itu tiba di Cicurug sekitar pukul 11.00 WIB siang tadi. Kemudian dimakankan di tempat pemakaman umum setempat.